3 Cerita Pendek dari Tiongkok yang Menarik untuk Si Buah Hati

3 Cerita Pendek dari Tiongkok yang Menarik untuk Si Buah Hati

JawaPos.com – Ada banyak cara untuk memberikan pengetahuan baru kepada si kecil, salah satunya adalah dengan menceritakan cerita pendek atau dongeng kepada mereka. Dengan bercerita, kemampuan berimajinasi anak-anak akan berkembang dan mereka bisa tumbuh menjadi seseorang yang kreatif.

Kalian bisa menceritakan pada si kecil kumpulan cerita pendek dari Tiongkok ini. Cerita-cerita ini memiliki moral yang bisa dipelajari bersama-sama. Silakan menikmati!

 

1. Cara Menimbang Gajah

Dahulu kala, seorang kaisar di negeri Tiongkok mendapatkan hadiah yang sangat besar dari negeri India. Bagaimana tidak besar, hadiah itu berupa seekor gajah. Kala itu, tidak ada seorang pun di Tiongkok yang pernah melihat binatang sebesar itu.

“Hmmm, aku penasaran berapa berat binatang ini?” kata kaisar sambil mengelus-ngelus janggut dan memerhatikan gajah.

“Yang Mulia, mohon maaf. Aku tidak tahu bagaimana cara menimbang binatang besar itu?” kata pembantu kaisar.

“Kita tidak punya timbangan yang cukup besar untuk menimbang gajah,” katanya kembali.

Kaisar lalu memerintahkannya untuk mencari orang yang mampu menimbang berat gajah. Tapi, tidak ada satu orang pun yang tahu cara menimbang gajah.

Tiba-tiba, putra kaisar yang baru berumur delapan tahun berkata, “Ayah, aku tahu bagaimana cara menimbang gajah.”

Kaisar dan semua orang di istana tersenyum mendengar keberanian Putra Mahkota mengungkapkan pendapatnya.

“Oh, ya? Bagaimana kau bisa? Kau masih kecil, anakku. Tapi, baiklah. Apa pendapatmu? Bagaimana cara menimbang gajah itu?” kata kaisar.

Putra Mahkota meminta agar gajah dinaikkan ke atas sebuah perahu. Lalu, ia menyuruh pelaut untuk menandai batas air di badan perahu saat dinaiki gajah.

Setelah itu, gajah diturunkan lagi dari perahu. Kemudian, Putra Mahkota meminta agar perahu diisi batu bata sampai batas air di badan perahu sama dengan batas air saat gajah dinaikkan perahu.
Setelah itu, batu bata dibawa ke pinggir danau dan ditimbang sedikit demi sedikit. Maka, berat gajah pun bisa diketahui. Kaisar dan semua orang kagum oleh kecerdasan Putra Mahkota.

 

2. Gadis Kecil yang Menjadi Kepala Keluarga

Dahulu kala, ada sebuah keluarga yang terdiri atas seorang bapak, tiga orang putra, dan tiga orang menantu perempuan. Ketiga menantu itu sering meminta pulang ke rumah orang tua mereka. Sang Bapak lama-lama kesal oleh sikap menantu-menantunya itu.

Akhirnya, ia memberikan syarat yang sulit kepada ketiga menantunya.

“Kalian boleh pulang, tapi harus menjalankan syarat ini. Menantu pertama harus membawa api yang dibungkus kertas. Menantu kedua harus membawa angin di dalam kertas. Menantu ketiga harus membawa musik di dalam angin,” kata sang Bapak.

“Jika tidak bisa membawa hadiah-hadiah itu, kalian tidak boleh kembali lagi,” katanya lagi.

Ketiga menantu itu pun pergi ke rumah orang tuanya masing-masing. Setelah seminggu berada di rumah masing-masing, mereka kemudian mengadakan pertemuan di suatu tempat untuk pulang bersama-sama. Tidak satu pun di antara mereka bertiga yang bisa mendapatkan hadiah yang diminta mertua mereka. Tapi, mereka tetap memberanikan diri pulang.

Di perjalanan, mereka bertemu dengan seorang gadis kecil yang menunggang kerbau. la bertanya kepada tiga menantu itu apa yang mengganggu pikiran mereka. Ketiga menantu menceritakan keinginan mertua mereka.

Gadis itu tertawa, “Aku tahu hadiah apa saja yang kalian harus bawa?”

“Hah, bagaimana bisa? Kau hanya anak kecil,” kata salah seorang menantu.

Gadis itu memberitahu bahwa hadiah yang harus dibawa menantu pertama, api dibungkus kertas adalah lentera kertas. Hadiah yang harus dibawa menantu kedua, angin dalam kertas adalah kipas kertas. “Saat kipas digoyangkan akan muncul angin,” kata gadis itu.

Hadiah ketiga, musik di dalam angin adalah sepasang Ionceng. “Jika lonceng digoyang, akan muncul musik yang indah,” kata si gadis.

Ketiga menantu kembali ke rumah mertuanya dan memberikan hadiah mereka. Sang mertua heran bagaimana ketiga menantunya bisa begitu cerdas. Ketiga menantu itu menceritakan tentang gadis kecil yang menunggang kerbau.

Sang mertua segera mencari anak gadis itu dan mengangkatnya jadi anak. la juga mengangkat gadis kecil yang cerdas itu menjadi kepala keluarga di rumahnya.

 

3. Seorang Anak yang Berhasil Menipu Setan

Suatu ketika, Petani memeriksa tanaman singkong di ladangnya. Namun, tanaman singkongnya telah dirusak binatang hutan.

Petani pun membuat lubang perangkap untuk menangkap binatang yang merusak tanaman singkongnya.

Tiba-tiba, setan yang berwajah seram datang.

“Aku akan membantumu menggali perangkap dan kita berbagi binatang yang terjebak,” kata setan. Petani yang ketakutan tidak bisa menoIaknya.

“Semua binatang jantan yang masuk perangkap, jadi milikmu. Lalu, binatang betina yang masuk perangkap, jadi milikku,” kata setan mengatur.

Ternyata, setiap hari hanya binatang jantan yang masuk perangkap. Semuanya jadi milik Petani. “Tentu saja selalu binatang jantan yang masuk perangkap karena binatang jantanlah yang mencari makanan,” pikir Petani sambil tertawa puas.

Kini, Petani punya banyak persediaan daging. Tapi, ia dan keluarganya tetap butuh singkong sebagai makanan pokok. “Aku akan ke Iadang. Barangkali masih ada singkong tersisa. Kau jagalah anak kita,” kata Istri Petani.

Lama menunggu, Petani pun menyusul ke ladang bersama anaknya. Mereka melihat setan di ladang.

“Akhirnya ada binatang betina yang masuk perangkap,” kata setan sambil tertawa.

Petani kaget melihat istrinya berada dalam lubang perangkap. “Dia manusia, bukan binatang,” katanya.

Tapi, setan tidak mau peduli. “Dia binatang betina. Dia milikku,” kata setan.

Petani mulai takut kehilangan istrinya. Tiba-tiba, Anak Petani berkata, “Biarkanlah setan mengambil haknya, Ayah!”

“Ah, kau anak yang bijaksana,” kata setan sambil masuk ke dalam lubang perangkap hendak mengambil istri petani.

Saat setan masuk lubang perangkap, si anak kembali berkata. “Lihat, Ayah! Ada binatang jantan di dalam perangkap,” kata anak petani sambil menunjuk setan.

Setan kebingungan. Menurut perjanjian yang la buat, semua binatang jantan jadi milik petani. la tidak mau jadi budak petani. Akhirnya, ia setuju untuk melepaskan Istri Petani asal Petani juga membebaskannya.

 

Ini dia beberapa cerita pendek asal Tiongkok yang bisa kalian dan keluarga baca dan pelajari bersama! Seru banget, kan, semua ceritanya? Tiongkok memang terkenal dengan sejarah dan budayanya yang unik dan indah, termasuk bahasanya yang juga nggak kalah unik!

Kalian bisa mengajak anak kalian belajar bahasa Mandarin sejak dini untuk menambah wawasan mereka, lho! Tempat yang paling tepat untuk mengajak anak belajar bahasa Mandarin adalah di LingoAce.

Di sini, anak-anak akan belajar bahasa Mandarin secara online dengan native speaker dan kurikulum yang digunakan di LingoAce adalah kurikulum yang sudah bertaraf internasional! Anak-anak yang belum bisa bahasa Mandarin pun juga akan diajarkan dari materi yang paling dasar, sehingga tidak perlu takut mereka akan tertinggal. Pelajaran-pelajaran yang diberikan di LingoAce dikemas dengan cara yang sangat menyenangkan—dengan aktivitas yang interaktif dan berbagai macam permainan yang seru.

Platform LingoAce pun juga sangat mudah digunakan para orang tua dan anak, serta sudah memiliki sertifikat kidSAFE yang akan melindungi si kecil dari berbagai cybercrime. Tertarik untuk daftar kelas di LingoAce? Kalian bisa daftar kelas free trial-nya sekarang dulu di sini!


Credit: Source link

Related Articles