JawaPos.com – Tidak sedikit masyarakat yang merasa khawatir dengan kabar terjadinya resesi di tahun 2023 ini. Resesi sendiri merupakan kondisi di mana perekonomian sebuah negara mengalami kemerosotan selama 2 kuartal berturut-turut.
Ketika resesi benar terjadi, ada beberapa dampak yang pasti dirasakan semua kalangan, seperti risiko PHK, geliat ekonomi dan bisnis yang melemah, kenaikan harga barang, dan sebagainya. Untuk menyiasatinya, setiap orang disarankan untuk memiliki dana darurat, yaitu simpanan dana yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Idealnya, dana darurat yang harus terkumpul adalah sekitar 6 sampai 12 kali pengeluaran tiap bulan.
Sebagai contoh, dengan pengeluaran bulanan mencapai 2 juta, artinya Anda harus mengumpulkan dana darurat dengan nominal 12 juta sampai 24 juta. Dengan nominal yang cukup besar tersebut, sebagian orang mungkin kebingungan bagaimana cara mengumpulkannya dengan cepat.
Tak perlu risau, Anda dapat mengumpulkan dana darurat dengan lebih optimal melalui investasi di sejumlah instrumen pilihan. Sebagai pilihannya, berikut 3 rekomendasi instrumen investasi untuk mengumpulkan dana darurat agar lebih siap hadapi risiko resesi.
Apa Kriteria Instrumen untuk Menyimpan Dana Darurat?
Sebelum membahas tentang pilihan instrumen investasi untuk mengumpulkan dana darurat, Anda perlu memahami dulu kriterianya. Secara umum, terdapat 4 kriteria instrumen investasi yang cocok sebagai tempat menyimpan dana darurat, antara lain:
Yang pertama adalah memiliki likuiditas yang tinggi. Hal ini penting untuk diperhatikan agar dana yang tersimpan pada instrumen investasi mudah untuk dicairkan sewaktu-waktu dibutuhkan. Jadi, saat masalah keuangan menghadang, Anda tidak dibuat pusing dengan lamanya proses pencairan dana investasi.
- Beri Imbal Hasil Menjanjikan
Kriteria kedua adalah mampu memberikan imbal hasil menjanjikan. Walaupun nominalnya bervariasi, tergantung dari jenis instrumen investasi yang dipilih, tapi pastikan jika ada pertambahan nilai uang dari modal yang ditanam pada suatu produk investasi. Barulah dengan begitu keuntungan investasi bisa didapatkan dengan optimal.
Selain itu, usahakan untuk memilih instrumen yang terbebas dari risiko market atau pasar. Dengan risiko yang rendah, artinya pergerakan modal investasi akan menjadi lebih stabil dan jauh dari risiko pengurangan jumlah.
- Beban Biaya Admin Terjangkau
Kriteria yang terakhir, pastikan instrumen investasi yang dipilih memiliki biaya administrasi yang rendah. Tujuannya agar nilai dari dana darurat tetap terjaga dan tak tergerus oleh biaya tersebut.
3 Pilihan Instrumen Investasi untuk Simpan Dana Darurat
1. Reksa Dana Pasar Uang
Nah, setelah mengetahui 4 kriteria instrumen investasi di atas, Anda tentu memahami produk seperti apa yang layak untuk dipilih. Salah satunya adalah investasi reksa dana pasar uang yang memiliki tingkat risiko paling rendah dibanding jenis produk reksa dana lainnya. Meski tingkat fluktuasinya kecil, tapi imbal hasil dari jenis reksa dana ini masih menarik ketimbang deposito atau tabungan bank biasa.
Selain itu, keuntungan yang didapatkan dari produk investasi bukanlah objek pajak sehingga lebih memanjakan investor. Terkait likuiditasnya, dana investor di produk ini bisa dicairkan dalam waktu 1 hari kerja pasca transaksi dana diajukan pencairan, dan butuh beberapa hari saja agar bisa sampai di rekening investor.
Mengacu dari aturan OJK atau Otoritas Jasa Keuangan, waktu yang dibutuhkan untuk pencairan reksa dana pasar uang adalah maksimal 7 hari kerja dari bursa. Keunggulan lainnya, investasi reksa dana dapat dimulai dengan modal receh, mulai 10 ribu saja.
2. Investasi Emas
Emas kerap dijadikan sebagai primadona bagi hampir semua kalangan investor karena nilainya yang cenderung naik setiap tahunnya. Sehingga, investasi emas cocok untuk mengumpulkan dana darurat karena mampu menahan gempuran inflasi. Selain itu, likuiditas dari instrumen ini juga terbilang tinggi sehingga mudah untuk dijual ketika dibutuhkan.
Umumnya, investasi emas dilakukan dengan membeli emas batangan. Tapi, berkat kemajuan teknologi, investasi emas kini bisa dilakukan via sejumlah aplikasi online dengan membeli emas virtual. Modal untuk memulai investasi ini pun semakin terjangkau, yakni mulai dari 50 ribuan saja.
3. Surat Berharga Negara Ritel Tradable
Satu lagi instrumen investasi yang cocok dijadikan sebagai wadah menyimpan dana darurat, yaitu SBN ritel jenis tradable alias bisa diperdagangkan. Contoh dari instrumen ini adalah ORI022 yang memiliki imbal hasil sebesar 5,95 persen per tahunnya.
Dengan membeli SBN ini, investor bisa mendapatkan pemasukan secara rutin melalui kupon yang dibayarkan setiap bulan. Karena dijamin oleh negara, investasi pada instrumen ini bisa dibilang nyaris tanpa risiko sama sekali sehingga ideal untuk menyimpan dana darurat.
Perkuat Kondisi Finansial dari Gejolak Resesi dengan Dana Darurat
Itulah 3 instrumen investasi pilihan yang cocok dijadikan sebagai tempat menyimpan dana darurat. Dengan nominal yang cukup besar, menyimpan dana darurat pada instrumen investasi di atas bisa membuatnya terkumpul lebih cepat. Jadi, kondisi keuangan pun lebih siap menghadapi isu resesi yang bakal terjadi di tahun ini.
Credit: Source link