JawaPos.com – Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta TB Mufti Bangkit Sanjaya menjelaskan alasan para pedagang daging sapi sepakat untuk mogok berdagang selama tiga hari, mulai hari ini Rabu (20/1) sampai Jumat (22/1). Sebab pedagang daging sapi merasa dirugikan jika tetap berjualan.
“Keluhannya sapinya langka, harganya tinggi sementara kami nggak bisa menaikkan harga. Kalau dinaikkan juga malah hilang daya beli,” ujarnya saat dihubungi oleh JawaPos.com, Rabu (20/1).
Mufti mengaku, para pedagang daging sapi saat ini menjerit lantaran harga daging sudah naik sejak empat bulan terakhir. Bahkan saat ini para pedagang daging sapi kerap ‘nombok’ saat berjualan.
“Harga eceran tertinggi Rp 120 ribu. Masalahnya kami nombok Rp 10 ribu. Jika jual 50 kilogram kan udah Rp 500 ribu (nomboknya), bukan untung malah bangkrut. Sudah 40 persen pedagang daging Jabodetabek gulung tikar,” jelasnya.
Mufti mengungkapkan, pihaknya telah berkirim surat ke pemerintah, namun tidak ada respons. Hal itu yang mendorong pihaknya melakukan aksi mogok dagang hingga 22 Januari 2020 mendatang. Aksi mogok dagang pun, kata dia, dapat diperpanjang.
“19 sampai 22 Januari masih sementara ya, bisa saja diperpanjang,” ucapnya.
Bahkan, pihaknya mengancam akan melakukan aksi demonstrasi atau turun ke jalan di depan Istana, mencari solusi dari naiknya harga daging sapi yang memberatkan pedagang. “Selain itu kami akan turun ke jalan bahkan ke Istana,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link