Pasukan militer Amerika Serikat (foto: bussinesinsider)
Washington, Jurnas.com – Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan setidaknya 50 tentara AS mengalami cedera otak traumatis, pasca serangan rudal Iran di pangkalan militer Ain al-Asad di Irak barat pada awal bulan ini.
Dikutip dari Reuters pada Rabu (29/1) pagi, jumlah ini 16 lebih banyak dari yang diumumkan oleh otoritas militer sebelumnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dan pejabat tinggi AS lainnya mengatakan serangan Iran pada 8 Januari 2020 lalu tidak membunuh atau melukai para militer AS.
“Sampai hari ini, 50 anggota layanan AS telah didiagnosis dengan cedera otak traumatis,” kata juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Thomas Campbell dalam sebuah pernyataan.
Gejala cedera otak traumatis ini termasuk sakit kepala, pusing, sensitivitas terhadap cahaya, dan merasa mual.
31 dari 50 tentara dirawat di Irak dan kembali bertugas, termasuk 15 dari mereka yang didiagnosis paling baru, menurut keterangan Campbell.
Sementara 18 lainnya telah dikirim ke Jerman untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut, satu orang dikirim ke Kuwait dan sejak itu kembali bertugas.
“Ini adalah potret waktu dan angka dapat berubah,” terang Campbell.
Pekan lalu, Pentagon merilis jumlah tentara yang terluka sebanyak 34 orang. Namun Trump menyebut bahwa mereka hanya mengalami sakit kepala biasa.
Menurut data Pentagon, sekitar 408.000 anggota militer AS telah didiagnosis cedera otak traumatis sejak 2000 silam.
Diketahui, Iran menembakkan rudal ke Ain al-Asad sebagai pembalasan atas pembunuhan AS terhadap jenderal Pengawal Revolusi AS, Qassem Soleimani, dalam serangan pesawat tanpa awak di bandara Baghdad pada 3 Januari 2020.
TAGS : Militer AS Amerika Serikat Iran
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/66554/50-Tentara-AS-Cedera-Otak-Traumatis-pasca-Serangan-Iran/