JawaPos.com – Saat menghadapi pasangan yang sedang marah terkadang memang terbawa emosi. Bingung harus melakukan apa tanpa menambah kemarahannya.
Mengetahui cara berkomunikasi dengan pasangan yang sedang marah tanpa memperburuk keadaan, dibutuhkan teknik. Kemarahan adalah emosi alami. Kita semua mengalaminya.
Memahami kemarahan adalah langkah pertama. Saat mencoba mencari cara untuk berkomunikasi dengan pasangan yang sedang marah, penting untuk mengetahui apakah kemarahan itu kontekstual atau kronis.
Apakah topik sensitif memicu kemarahan? Orang yang sedang marah mudah tersinggung karena mereka tidak mendapatkan apa yang mereka yakini seharusnya mereka dapatkan. Mereka juga menyalahkan orang lain atas keadaan emosi mereka.
Pakar Hubungan dari Amerika Serikat Marry Ellen Goggin Jerry Duberstein memberikan tips agar bisa meredakan kemarahan pasangan tanpa membuatnya lebih meledak lagi seperti dilansir dari YourTango, Rabu (6/1).
1. Turunkan dan netralkan
Upaya utama ini diarahkan untuk menurunkan suhu dan menurunkan intensitas emosi. Wajar jika ingin membalas ledakan kemarahan atau ekspresi menyalahkan. Akan tetapi, jika kita telah berhasil mengatasi emosi sendiri, maka akan lebih mampu mengurangi intensitas pasangan Anda.
Jangan coba memadamkan api dengan api.
2. Bersikaplah tegas dan hormat
Anda perlu belajar bagaimana mengekspresikan perasaan dengan hormat dan menegaskan keinginan Anda. Jujur tidak harus frontal. Tapi bisa dan harus langsung diutarakan dengan menjunjung tinggi dan menghormati perasaan orang lain.
3. Bersabar dan penyayang
Kesabaran dan kasih sayang bisa sulit diungkapkan saat pasangan sedang marah. Salah satu keindahan keintiman adalah memiliki kekuatan untuk menyembuhkan luka. Sikap belas kasih menginspirasi pencarian pemahaman. Dan kesabaran memberi pasangan ruang yang aman untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan respons yang lebih tulus daripada kemarahan.
4. Dengarkan
Mempelajari cara berkomunikasi dengan pasangan yang marah sebagian besar adalah belajar mendengarkan. Ini berarti Anda berkomitmen untuk secara aktif mendengarkan dengan hati dan bahasa tubuh. Berupayalah untuk memvalidasi emosi yang diekspresikan secara tulus dengan tetap menyimak perkataannya.
5. Tetapkan batasan
Bersabar dan berbelas kasih tidak berarti Anda menjadi pihak di sisi korban dengan serangan caci maki sampai mengoyak martabat dan emosional.
Bagian dari bersikap tegas adalah menetapkan batasan yang melindungi semua orang.
6. Putuskan hal yang prioritas
Ketika emosi tetap tidak disadari atau salah kelola, mudah untuk terpaku pada apa pun yang bisa dianggap salah. Saat fokus pada prioritas, Anda mungkin melihat masalah yang lebih kecil terselesaikan bersamaan dengan masalah yang lebih besar. Paling tidak, tentukan masalah mana yang menjadi prioritas.
7. Konsultasi
Amarah sudah merusak hubungan atau pernikahan, tentu harus diselamatkan. Harap berbaik hati kepada diri sendiri dan ingat bahwa emosi tidak dibenarkan. Konsultasi dengan teman, keluarga, hingga pakar emosional lebih bisa menemukan jalan keluar daripada harus memadamkan api dengan api.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link