JawaPos.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memasuki usianya yang ke-9 tahun di tengah krisis pandemi Covid-19. Tantangan yang dihadapi oleh industri keuangan saat ini pun semakin banyak.
Jika melihat rekam jejak OJK di industri keuangan saat ini, terkait dalam peran edukasi literasi dan inklusi keuangan di masyarakat, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengakui bahwa OJK telah bekerja dengan sangat baik.
Untuk pemahaman soal keuangan, data menunjukkan peningkatan di mana pada tahun 2013 sebesar 21 persen, saat ini sudah mencapai 40 persen. Sementara itu, inklusi keuangan masyarakat mencapai 75 persen.
“Kalau kita lihat secara umum 9 tahun OJK, saya menyatakan bahwa ada perkembangan, data-data juga menggambarkan bahwa baik literasi maupun inklusi keuangan di Indonesia itu mengalami peningkatan,” ungkap dia dalam diskusi daring Menakar 9 Tahun Peran OJK Dalam Menjaga Inklusi Jasa Keuangan Indonesia, Kamis (3/12).
Namun, tentunya menurut dia masih butuh perjuangan panjang agar masyarakat benar-benar memahami soal keuangan. Lalu, OJK dalam hal ini juga harus memberikan impact besar untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dan di masa mendatang.
Pasalnya, pada orde baru angka pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata tumbuh di atas 7 persen. Akan tetapi, setelahnya hanya di sekitar 5 persen, saat pandemi bahkan turun menjadi -3,49 persen pada kuartal 3-2020. Untuk itu dia berharap OJK dengan kebijakannya bisa memberikan dampak untuk pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
“Harus ke impact bahwa itu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga kita bisa mendorong ekonomi di atas 5 persen, baru pada titik itu peran dari inklusi keuangan dan juga peran OJK sangat strategis dalam perekonomian ini. Jadi tidak hanya menghimpun dana, tapi juga menyalurkan dana ke sektor-sektor yang kontributif bagi pertumbuhan ekonomi secara sah,” terangnya.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Saifan Zaking, ARM
Credit: Source link