Mandiri Investment Forum, Hilirisasi Industri jadi Jurus Gaet Investor

Mandiri Investment Forum, Hilirisasi Industri jadi Jurus Gaet Investor

JawaPos.com – Bank Mandiri bersama Mandiri Sekuritas kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 pada 1 Februari mendatang. Forum Investasi tahunan itu kali ini mengusung tema Prevailing Over the Turbulence.

Hilirisasi industri jadi jurus gaet investor asing. Seperti di sektor minerba, hilirisasi produk derivatif dari minyak kelapa sawit, dan ekosistem kendaraan listrik.

Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menuturkan, agenda tersebut diikuti lebih dari 20 ribu peserta dari dalam dan luar negeri. Termasuk lebih dari 500 investor asing yang akan turut menghadiri secara hybrid.

“Ribuan investor lokal dan internasional akan turut menghadiri MIF 2023 secara offline maupun daring,” katanya di Auditorium Plaza Mandiri, Selasa (24/1).

Riset Office of Chief Economist Bank Mandiri memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 masih akan cukup resilien. Setidaknya tumbuh mencapai 5,04 persen di tengah meningkatnya risiko global.

“Makanya, forum ini menjadi ajang sinergi dan kolaborasi yang baik antara investor, pelaku usaha, dan pemangku kebijakan dalam menangkap peluang pertumbuhan dan investasi yang dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” imbuh Panji.

MIF 2023, lanjut dia, akan menekankan mengenai kebijakan hilirisasi industri dan upaya peningkatan nilai tambah. Kebijakan hilirisasi industri merupakan bagian integral dalam pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

Misalnya terkait perkembangan baterai. Sejumlah panel juga akan membahas isu terkait ekosistem Environmental, Social and Governance (ESG), Green Economy, dan Electric Vehicle.

Panji menyebutkan, sektor-sektor bisnis yang potensial untuk investasi dalam jangka panjang. Setidaknya ada enam sektor. Yakni, telekomunikasi, hilirisasi minerba, makanan dan minuman, utilities, kesehatan, serta pemerintahan.

Hilirisasi minerba memiliki potensi untuk jangka panjang. Sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan nilai tambah produk sumber daya alam (SDA) Indonesia. Termasuk, nikel, tembaga, bauksit, dan timah.

“Di forum kita akan menjelaskan the next downstreaming which is not only nickel. But also tin (timah), bauksit, dan tembaga. Serta tentu saja downstreaming di derivative product dari palm oil (minyak kelapa sawit),” jelas Panji.

Selain itu, telekomunikasi masih tetap diperlukan masyarakat Indonesia. Apapun kondisi ekonomi yang akan terjadi ke depannya.

Mengingat, struktur geografis Indonesia terdiri dari ribuan pulau. Sehingga sektor telekomunikasi masih sangat dibutuhkan untuk menghubungkan 270 juta penduduk Indonesia. Baik melalui jaringan telepon maupun internet.

Sementara itu, Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim menyatakan, melalui sesi Site Visit dan Corporate Day akan menghadirkan sekitar 150 investor asing dari berbagai negara. Seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Hong Kong, Taiwan, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

“Dengan target total dana kelolaan sebesar sekitar USD 12 triliun,” ucapnya.

Terkait 2023 merupakan tahun politik, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, tidak ada perubahan fundamental yang mengubah iklim investasi Indonesia. Dengan catatan, stabilitas politik terjaga. Sehingga membuat harapan bagi masyarakat untuk membelanjakan uangnya.

“Pemilu di Indonesia bukan pertama kali dan ini sudah berulang kali. Kalau spending-nya bagus, investor juga lihat bahwa Indonesia positif,” ungkapnya.

Mengingat, tak sedikit kondisi politik negara berkembang yang runyam akibat pemilihan kepala negaranya. Misalnya, Brasil.

“Kalau kita bisa melalui itu, investor aman. Dan bahwa siapapun presidennya juga tetap bisa menjaga uang yang diinvestasikan. That’s the big key,” beber pria yang akrab disapa Asmo itu.

Artinya, stabilitas politik 2023 yang terjaga akan meningkatkan spending masyarakat. Dengan daya konsumsi masyarakat yang tinggi tentu menarik investor.

“Itu yang bisa Indonesia jual,” tandasnya.

Editor : Estu Suryowati

Reporter : Agas Putra Hartanto


Credit: Source link

Related Articles