JawaPos.com – Harga minyak bergerak tipis pada hari Rabu setelah data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari ekspektasi.
Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent menetap sebesar USD 86,12 per barel atau turun satu sen, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap USD 80,15 per barel atau naik 2 sen.
Benchmark Brent turun 2,3 persen dan WTI berjangka tergelincir 1,8 persen di sesi Selasa setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi pada Januari selama tujuh bulan berturut-turut dan meningkatkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.
“Jika kita melihat minyak mentah, peningkatan stok jauh lebih kecil dari yang diantisipasi, dan itu menimbulkan kekhawatiran tentang keterbatasan pasokan. Tidak ada pasokan cadangan, seperti biasanya, karena cadangan minyak strategis sangat berkurang,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.
Sebelumnya, harga minyak mentah telah menguat pada tahun 2023, dengan patokan global minyak mentah Brent mencapai USD 89 per barel minggu ini. Harge tersebut melesat untuk pertama kalinya sejak awal Desember.
Harga WTI sempat naik lebih dari 1 dollar AS per barrel pada perdagangan Rabu setelah Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan, persediaan minyak mentah AS naik 533.000 barrel pada Minggu lalu menjadi 448,5 juta barrel.
Kenaikan didorong oleh berakhirnya pengendalian Covid-19 di Tiongkok dan harapan bahwa kenaikan suku bunga AS akan segera berkurang .
Sementara itu dari sisi pasokan, volume akan tetap stabil karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya atau yang dikenal sebagai OPEC+, kemungkinan akan mendukung tingkat produksi kelompok saat ini pada pertemuan 1 Februari.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link