MinyaKita Langka, Zulhas Sebut karena Bahan Bakunya Tersedot untuk B35

MinyaKita Langka, Zulhas Sebut karena Bahan Bakunya Tersedot untuk B35

JawaPos.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjelaskan alasan MinyaKita mulai langka dan sulit didapat di pasaran. Diantaranya, karena saat ini minyak tersebut mulai digemari masyarakat dan disebabkan oleh suplai minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia digunakan untuk biodiesel B35.

“MinyaKita ada dua sebab, harga tidak naik, tapi di pasar-pasar rakyat berkurang kirimannya, karena MinyaKita ini sekarang menjadi merek yang digemari oleh setiap konsumen,” kata Mendag Zulkilfi Hasan kepada wartawan, Senin (30/1).

Ia juga menyebutkan, MinyaKita semakin digemari lantaran saat ini ketersediaannya sudah semakin luas. Mulai dari pasar-pasar modern, ritel modern.

Zulhas juga mengklaim bahwa kualitas MinyaKita sama dengan merek premium. Selanjutnya, ia juga menyebut alasan lain langkanya MinyaKita yaitu suplai minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia digunakan untuk biodiesel B35.

“Kedua, kita kemarin menambah, B20 menjadi B35, B20 itu menyedot 2 juta CPO, untuk mengubah dari menjadi B20 itu (butuh) 9 juta, diubah menjadi B35 itu menjadi 3 juta. Jadi, perlunya 12 juta, menyedot lagi itu. Jadi, ada dua sebab itu,” ujar Mendag.

Terkait kelangkaan ini, Mendag menyebut pemerintah mengundang para produsen minyak untuk menaikkan suplai. Menurutnya, sekitar 30 pengusaha datang yang tadinya suplai untuk MinyaKita itu 300 ribu ton per bulan kemduian dinaikkan 50 persen.

“Semua sudah sepakat, tanda tangan dari hampir 30 (pengusaha) itu yang suplainya MinyaKita 300 ribu ton ditambah 50 persen menjadi 450 ribu ton per bulan,” imbuh Mendag.

Dengan cara itu Mendag berharap pasokan MinyaKita dapat kembali ke pasaran. “Mudah-mudahan dengan itu kita bisa membanjir kembali pasar-pasar tradisional atau pasar modern dengan curah atau minyak goreng merek MinyaKita,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Minyak goreng kembali bergejolak di pasaran. Kali ini, khusus minyak goreng dalam kemasan sederhana Minyakita. Di Pasar Legi Ponorogo, minyak goreng curah itu tak lagi murah. Sebulan terakhir, dijual Rp 15.500-16.000 per liter. Melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp 14 ribu per liter.

Diakui oleh pedagang di Madiun, Syamsudin, pasokan Minyakita juga langka. Normalnya, Syamsudin mendapat pasokan 100 karton per hari. Kini, dia hanya dapat separohnya. Itu pun tidak ajeg setiap hari. “Kalau minyak merek lain masih normal, tapi harganya di atas Minyakita mulai Rp 18.000-23.000,” ujarnya.

Editor : Estu Suryowati

Reporter : R. Nurul Fitriana Putri


Credit: Source link

Related Articles