MANGUPURA, BALIPOST.com – Dinas Perikanan Kabupaten Badung bekerjasama dengan TP PKK Kabupaten Badung menggelar pelatihan budidaya ikan dalam ember (Budikdamber), Rabu (12/7). Pelatihan yang dilakukan di Kantor UPTD.
Perbenihan Ikan Air Tawar Kapal, diikuti 20 orang peserta yang merupakan anggota PKK dari Kelurahan Lukluk, Kecamatan Mengwi. diharapkan melalui kegiatan ini dapat meingkatkan keterampilan budidaya ikan skala rumah tangga untuk ketahanan pangan keluarga.
Pelatihan ini dihadiri oleh Ketua TP PKK Kabupaten Badung Nyonya Seniasih Giri Prasta, anggota DPRD Badung Ni Luh Gede Rara Hita Sukma Dewi, Lurah Lukluk Gede Wisnu Bayangkara, TP PKK Kecamatan Mengwi, dan TP PKK Kelurahan Lukluk.
Kadis Perikanan Badung I Nyoman Suardana mengatakan, terkait Budikdamber ini dilakukan pelatihan secara teori dan praktek langsung. Pelatihan yang diberikan dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertugas di wilayah Kabupaten Badung dan juga dari Kepala UPTD Perbenihan Ikan Air Tawar Kabupaten Badung.
“Hari ini diberikan teori, praktek dan sarana-sarana satu paket Budikdamber (untuk satu peserta), yaitu berupa 3 ember benih ikan lele sebanyak 150 ekor, bibit kangkung, dan pakan ikan,” ujar Suardana.
Melalui pelatihan ini pihaknya berharap, Budikdamber tidak hanya dilakukan saat pelatihan saja, melainkan dapat terus dilanjutkan. Para peserta pun diharapkan dapat mengembangkan hasil dari pelatihan tersebut. “Harapan kedepannya ibu-ibu PKK bisa berswadaya, dan bisa secara mandiri melaksnakan budidaya di rumah masing-masing,” ucapnya seraya menyatakan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan ketahanan pangan.
Sementara Ketua TP PKK Kabupaten Badung Nyonya Seniasih Giri Prasta dalam sambutannya, mengharapkan, PKK Lukluk dapat mengikuti pelatihan secara serius. Sehingga hasil dari pelatihan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. “Kalau itu mampu dibudidayakan, itu sudah luar biasa, lebih dari cukup untuk rumah tangga. Jangan sampai setelah dipanen nantinya budidaya dihentikan,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, perhatian dari pemerintah sudah luar biasa, seperti dalam memberikan bibit. Namun tentunya hal tersebut harus dikembangkan. Dari 3 ember yang dimiliki, dalam waktu enam bulan dapat bertambah menjadi enam ember. “Dari tiga ember, karena panennya 3-4 bulan, selama enam bulan diharapkan menjadi enam ember. Kalau sudah niat, astungkara saya yakin akan berhasil. Tapi betul-betul ibu-ibu harus melihat caranya, berapa hari buang air, ganti pakannya,” jelasnya. (Adv/balipost)
Credit: Source link