DENPASAR, BALIPOST.com – Banyak tantangan yang akan dihadapi dalam mengupayakan perbaikan ekonomi pascapandemi. Selain masalah geopolitik dan inflasi dunia, Indonesia juga akan menghadapi pesta demokrasi. Untuk itulah fondasi ekononomi Ekonomi Kerthi Bali yang telah dirancang pada masa Gubernur Bali, Wayan Koster, perlu terus dikawal.
Guru Besar FEB Undiknas Prof. IB Raka Suardana mengatakan, ekonomi Kerthi Bali yang telah dibangun Gubernur Bali Wayan Koster, diharapkan dapat diteruskan Pj. Gubernur Bali, karena ekonomi Kerthi Bali sekaligus telah memetakan kelemahan dan kelebihan ekonomi Bali.
Pj. Gubernur Bali diharapkan agar dapat mengawal fondasi ini dengan menjalin kolaborasi dengan pemangku kepentingan pertumbuhan ekonomi seperti BI, OJK, perbankan, dll. Misalnya, dari anggaran harus direalisasikan dengan cepat, untuk menggerakkan ekonomi Bali. “Yang perlu dijaga saat ini adalah agar pariwisata berkualitas, ini yang perlu diperhatikan Penjabat yang baru, agar benar yang datang adalah wisatawan berkualitas,” ujarnya.
Akademisi dari Unud Putu Krisna Adwitya Sanjaya, Kamis (7/9) mengatakan, sejak berakhirnya masa jabatan Gubernur Bali, Wayan Koster, dan digantikan Pj. Gubernur Bali Mahendra Jaya, maka fondasi ekonomi Bali yaitu Ekonomi Kerthi Bali, harus menjadi pijakan dalam bidang ekonomi untuk tetap menjaga kestabilan ekonomi.
Walaupun Pemilu yang terjadi dari tingkat pusat hingga daerah membawa dampak perputaran uang dan ekonomi, namun perlu kejelian dan strategi dari pemerintah untuk bisa menangkap peluang agar hajatan pemilu itu tidak menggeser kepentingan ekonomi tapi saling bersinergi memunculkan peluang ekonomi yang positif dan kontributif.
Krisna berharap hal yang baik, yang dilakukan oleh gubernur sebelumnya tetap dipertahankan atau bahkan disempurnakan Pj. Gubernur Bali, agar bisa memberi ruang untuk lebih leluasa meningkatkan perekonomian Bali yang saat ini sudah sedikit membaik pascabadai Covid-19.
Melalui transformasi ekonomi Kerthi Bali, haruslah ada sinergisitas antar sektor, baik primer,sekunder tersier. Menurutnya Bali harus banyak belajar dari pengalaman Covid-19. Potensi potensi sektor yang unggulan tetap di dilakukan disertai mensinergikan sektor-sektor yang memiliki potensi untuk lebih serius dikembangkan seperti pertanian, UMKM, perikanan sehingga terjadi sinergitas sektoral untuk men-drive ekonomi Bali.
Pengamat Ekonomi Prof. Wayan Suartana mengatakan, ekonomi Bali mengalami “keajaiban kecil” karena bangkit lebih cepat dari yang diperkirakan. Bali masih menjadi destinasi wisata utama dunia. Proyeksi ekonomi Bali Tri Wulan IV bisa dipastikan akan lebih baik dari tahun sebelumnya dan kompetitif dengan masa sebelum pandemi.
Pariwisata masih akan menjadi lokomotif pertumbuhan karena efek penggandaan yang begitu masif. Biasanya setelah Agustus kunjungan wisatawan mengalami trend menurun tetapi pada triwulan 4 tahun ini kunjungan wisatawan akan stabil di angka 500 ribu per bulan dan akan meningkat pada akhir tahun.
Dengan kondisi itu, pekerjaan bagi Pj. Gubernur Bali adalah menyiapkan dan memperbaiki infrastruktur dasar khususnya jalan sehingga momentum ini dapat terjaga. Masalah lain yang cukup krusial adalah sampah. Pengelolaan sampah hendaknya terpadu dan terintegrasi antarkabupaten dan kota. “Meskipun memiliki kewenangan dan waktu terbatas, saya optimis Pj. akan bisa melanjutkan yang sudah baik dan menyempurnakan yang belum tuntas,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)
Credit: Source link