AMLAPURA, BALIPOST.com – Bupati Karangasem I Gede dan dan wakil bupati I Wayan Artha Dipa Turun langsung untuk melakukan validasi warga yang masuk kategori kemiskinan ekstrem, Selasa (24/10). Itu dilakukan untuk memastikan kondisi warga yang dimaksud masuk kategori kemiskinan ekstrem atau tidak.
Bupati Karangasem I Gede Dana, mengungkapkan, pihaknya turun langsung melakukan validasi ini guna mengetahui secara langsung karakteristik wilayah, topografi, dan kondisi geografis wilayah tersebut. Dengan demikian, bisa diketahui permasalahan yang dialami warga dan menjadi penyebab rendahnya perekonomian warga di wilayah tersebut.
“Dengan turun langsung, maka kita bisa mengetahui dengan pasti apa kendalanya sehingga bisa menentukan langkah yang tepat untuk mengentaskan kemiskinan dalam wilayah tersebut. Terlebih lagi, penurunan hingga pengentasan kemiskinan di Karangasem menjadi salah satu target dalam program kerja yang tertuang dalam Visi-Misi,” ucapnya.
Ia mengatakan, dari hasil pengecekan langsung yang dilakukannya itu, memang ada kondisi riil yang belum sesuai dengan data yang dikirim ke pemerintah daerah. Artinya, masih banyak yang tidak memahami kriteria dari miskin ekstrem tersebut. Sehingga, terjadi kekeliruan dalam memasukkan data yang menyebabkan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Karangasem masih tinggi.
“Jadi kami sengaja mengecek di lapangan terkait laporan dari seluruh camat yang ada melalui hasil validasi hari ini apakah data yang masuk sudah sesuai atau tidak,” ujarnya.
Ia meminta, kepala desa atau lurah dan camat untuk menindaklanjutinya dengan memverifikasi data kemiskinan ekstrem yang ada di wilayah masing-masing, sehingga data yang ada diharapkan betul-betul valid. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Karangasem bisa melakukan penanganan dengan tepat sasaran.
Hal yang sama juga disampaikan Wabup Artha Dipa. Pihaknya juga turun ke rumah warga di Kecamatan Rendang yang dalam data dinyatakan sebagai warga miskin ekstrem. Dan ternyata dari enam Kepala Keluarga (KK) yang disambangi dalam data tersebut hanya 1 KK saja yang memenuhi kriteria masuk kemiskinan ekstrem.
“Ada tujuh kriteria miskin ekstrem yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat, diantaranya enam bulan terakhir tidak terdapat paling sedikit satu anggota keluarga yang memiliki sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pokok perbulan, kedua tidak semua anggota keluarga makan makanan beragam (makanan pokok, sayur, buah, dan lauk paling sedikit dua kali sehari), ketiga, keluarga tidak memiliki tabungan/simpanan (uang kontan, perhiasan, hewan ternak, hasil kebun, dan lain-lain) yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam 3 bulan ke depan,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, di awal ada sebanyak 6.339 KK yang tercatat masuk kemiskinan ekstrem. Akan tetapi setelah dilakukan verifikasi menjadi 79 KK.
Namun, dalam verifikasi ulang, ternyata masih banyak yang tidak masuk kriteria kemiskinan ekstrem. Nupati maupun Wabup Karangasem juga menyerahkan sejumlah bantuan sembako, seperti beras dan minyak kepada warganya yang terdata sebagai KK miskin maupun miskin ekstrem dalam rangka Korpri Berbagi dalam rangka HUT Korpri tahun 2023.
Bahkan, Wabup Artha Dipa memberikan secara spontan uang tunai kepada salah satu kerabat warga lansia miskin yang kondisinya sakit dan tidur tanpa alas di tengah rompok dapur yang terbuat dari anyaman bambu seadanya. Lansia berstatus janda tersebut luput dari pendataan Karena hidup hanya menumpang dengan saudara jauhnya. (Adv/balipost)
Credit: Source link