Tiga tipe kendaraan yang diluncurkan adalah BYD Seal, BYD Dolphin, dan BYD Atto3.
BYD berencana membuka 50 jaringan penjualan yang akan ditempatkan di beberapa kota di Indonesia, tujuh di antaranya akan mulai beroperasi pada Januari yang mencakup penjualan, layanan pelanggan dan penyediaan suku cadang.
“Kehadiran pabrik BYD di Indonesia akan sangat relevan dengan upaya mengurangi polusi udara di Indonesia dan mencapai target emisi nol bersih pada 2060 atau lebih awal,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara peluncuran mobil listrik BYD di Jakarta pada Kamis.
Luhut berharap kehadiran BYD akan memperkuat ekosistem dan pengembangan EV di dalam negeri, termasuk menjadikan Indonesia sebagai hub produksi mobil listrik di Asia Tenggara.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang turut memberikan sambutan dalam acara peluncuran itu, mendorong agar BYD nantinya bisa terus meningkatkan penggunaan komponen lokal dalam produksinya sehingga bisa membantu meningkatkan daya saing industri di Indonesia.
Hal itu sejalan dengan kontribusi industri kendaraan yang cukup besar, yaitu 1,5 persen, terhadap perekonomian dan menyerap lebih dari 1 juta tenaga kerja
Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao menilai Indonesia sebagai pasar yang strategis, bukan hanya karena ekonominya yang terbesar di Asia Tenggara, tetapi juga regulasi dan komitmen pemerintah yang mendukung pengembangan industri EV.
“Bagi BYD, visi pengembangan EV Indonesia sejalan dengan visi kami, sehingga menciptakan kepercayaan tinggi bagi kami untuk meluncurkan produk di negara ini,” katanya.
BYD merupakan raksasa EV China yang sepanjang tahun lalu berhasil menjual lebih dari 3 juta unit, rekor tertinggi di dunia untuk penjualan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV).
Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Credit: Source link