JAKARTA, BALIPOST.com – Perkembangan fintech menjadi salah satu pendorong proses digitalisasi ekonomi di penjuru Indonesia. Karena Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar.
Executive Director Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Aries Setiadi, Kamis (25/1) menyatakan, potensi tersebut salah satunya didukung oleh pemerataan infrastruktur. Hal ini tercermin dari data jumlah pengguna internet mencapai 215 juta pada periode 2022 – 2023, dengan 28,98% pengguna mengakses konten ekonomi, keuangan, dan bisnis.
Peningkatan adopsi fintech juga terlihat dari tingginya jumlah transaksi pembayaran digital yang terlihat dari nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 43,45% (YoY) sehingga mencapai Rp835,84 triliun dan diproyeksikan meningkat 25,77% (YoY) hingga mencapai Rp1.051,24 triliun pada tahun 2024.
“Kolaborasi strategis antara OY! bersama mitra perbankan Danamon hingga BRI menjadi game changer untuk menyediakan solusi pembayaran terintegrasi demi membangun ekonomi berkelanjutan,” ujar Aries dalam keterangan tertulis.
Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Agus Noorsanto, menilai kolaborasi dengan berbagai sektor menjadi langkah penting dalam pengembangan bank. Dengan adanya kerja sama dan sinergi lintas sektor, diharapkan akan mendorong inklusi keuangan dan semakin banyak pelaku bisnis yang melakukan manajemen keuangan dengan efektif sehingga berdampak kepada kemajuan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Sementara itu, CEO & Co-Founder OY! Indonesia Jesayas Ferdinandus mengatakan, di awal tahun 2024, OY! Indonesia bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon), dan BRI tetap berkomitmen untuk mengupayakan inklusi finansial dan sinergi lintas sektoral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui penyediaan solusi tunai dan non-tunai bagi para pelaku usaha. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk inovasi keuangan yang dihadirkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan transaksi pengguna di seluruh Indonesia.
Inovasi solusi fintech yang berkelanjutan ditujukan untuk melayani perekonomian Indonesia termasuk digital, uang tunai, rekening bank, dan non-bank. OY! memiliki visi untuk memberikan akses terhadap produk dan layanan keuangan bagi bisnis untuk meningkatkan produktivitas dan arus uang tunai.
Untuk itulah, sebagai salah satu penyedia solusi pembayaran tunai dan non-tunai di Indonesia, OY! terus berupaya untuk mempermudah transaksi finansial seluruh mitra, mulai dari transaksi digital menggunakan QRIS, disbursement melalui BI-Fast, hingga transaksi tunai melalui mesin Cash Deposit Machine.
Sebagai infrastruktur pembayaran untuk pergerakan uang secara nasional, OY! memiliki mitra strategis di berbagai industri untuk memperluas jangkauan layanan keuangan dan meningkatkan inklusi keuangan. Dalam hal ini, OY! bersinergi dengan AFTECH sebagai asosiasi bagi pelaku di sektor fintech dan Danamon serta BRI sebagai pelaku di sektor perbankan.
“Inovasi solusi pembayaran tunai dan non-tunai dari OY! terus dikembangkan untuk memberikan pengalaman bertransaksi yang aman dan terintegrasi sehingga dapat mengoptimalkan efisiensi bisnis dan arus transaksi nasabah di Indonesia. Sebagai pencetus inovasi, OY! bekerja sama dengan AFTECH untuk mengedukasi penggunaan fintech hingga implementasi solusi pembayaran yang tepat guna bagi para pelaku bisnis dan pemilik usaha. OY! menggandeng Danamon dan BRI sebagai mitra strategis ketersediaan infrastruktur keuangan dan layanan solusi tunai dan non-tunai,” ungkapnya.
Transaction Banking Digital & Customers Experience Head PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Indradi Patmawidjaja mengatakan, pihaknya akan selalu berupaya menciptakan ekonomi inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia dan bekerja sama dengan berbagai pihak lintas sektor untuk menjawab kebutuhan nasabah. “Melalui kerja sama strategis bersama OY! Indonesia, kami berharap dapat mendorong perluasan program inklusi keuangan nasional dengan menjangkau masyarakat Indonesia yang belum tersentuh sistem keuangan formal,” ujarnya. (kmb/balipost)
Credit: Source link