Protes di Iran (foto: Aljazeera)
Jakarta – Seorang anggota parlemen Iran telah memperingatkan krisis air yang semakin dalam di provinsi Khuzestan, Iran barat daya, dapat berubah menjadi masalah keamanan jika tidak segera diselesaikan.
Pernyataan itu muncul setelah 230 orang diracuni setelah minum air yang tercemar di provinsi itu.
“Jika kekurangan air terus berlanjut di provinsi Khuzestan barat daya Iran, itu akan berubah menjadi masalah keamanan,” kata wakil Ahvaz Jawad Kazem Nasab kepada parlemen di Teheran.
“Suhu sekitar 55 derajat Celcius, tidak ada air. Masalah keamanan muncul di kota-kota Abadan dan Khorramshahr di Khuzestan di mana pengangguran bergabung dengan regenerasi perkotaan yang tidak terencana dan kurangnya pekerjaan restorasi,” tambahnya.
“Orang-orang di Khuzestan sabar selama delapan tahun selama perang Iran-Irak (1980-1988). Tetapi mereka tidak memiliki toleransi yang lebih terhadap kekejaman,” lanjutnya.
“Badai pasir yang dihasilkan dari pengeringan alang-alang adalah salah satu masalah terbesar,” Masalah terbesar hari ini adalah tidak memiliki cukup air minum. Sebagian besar air di Khuzestan asin.”
Jaksa wilayah Ramhormoz Qasem Nejad pada Minggu mengatakan 230 orang telah diracuni di daerahnya dan wilayah Al-Fars di provinsi barat daya Khuzestan.
Iran menghadapi kekeringan karena kurangnya curah hujan. Orang harus membeli air dari tanker karena air keran mengandung garam tinggi.
Baru-baru ini, protes diadakan terhadap krisis air di kota-kota Abadan dan Khorramshahr di Khuzestan.
TAGS : Iran Krisis Air
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/37059/Krisis-Air-Bisa-Jadi-Masalah-Keamanan-di-Iran/