Dirjen Risbang Kemristekdikti Ahmad Dimyati
Jakarta – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mendorong percepatan riset di dalam negeri, terutama di bidang energi.
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti Muhammad Dimyati mengatakan, sinergi antara akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah atau ABG (Academic-Business-Government) perlu ditekankan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
“Kita harus memanfaatkan `golden momentum` dari keuntungan bonus demografi untuk percepatan riset dalam negeri, terutama di bidang energi dengan support dari sektor swasta. Kalangan akademisi, bisnis, dan pemerintah harus berjamaah melakukan riset agar output lebih optimal,” kata Dimyati dalam seminar `Inovasi untuk Negeri` di Jakarta, Selasa (14/8).
Dimyati memaparkan, guna mendukung percepatan riset dan pengembangannya, pemerintah melakukan sejumlah terobosan, di antaranya rencana induk riset nasional (RIRN), penelitian berbasis output, dan penelitian multiyear.
Kemristekdikti juga berupaya menyusun peraturan mengenai double tax deduction, yang pada intinya memberikan insentif pajak bagi perusahaan yang melakukan penelitian.
“Jumlah dana riset di Indonesia mayoritas masih berasal dari Pemerintah atau APBN, berbanding terbalik dengan negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, China, Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam, yang mayoritas dana risetnya berasal dari sektor bisnis,” paparnya.
TAGS : Pendidikan Riset Kemristekdikti
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/39338/Percepat-Riset-Kemristekdikti-Beri-Insentif-Pajak-bagi-Industri/