Kepala Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Mark Lowcock (Foto: Denis Balibouse/Reuters)
Beirut – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut, lebih dari 30.000 orang meninggalkan tanah kelahiran mereka di Suriah barat laut sejak pemerintah Suriah dan pasukan sekutu kembali melakukan pengeboman udara dan darat sejak pekan lalu.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan serangan militer habis-habisan oposisi terhadap Presiden Bashar al-Assad dapat membuat 800.000 orang meninggalkan wilayah itu.
Kepala OCHA, Mark Lowcock, memperingatkan bahwa ini berisiko memprovokasi bencana kemanusiaan terburuk abad ke-21.
Damaskus, yang didukung oleh Rusia dan Iran, mempersiapkan serangan besar untuk memulihkan Idlib dan daerah-daerah yang berdekatan dari Suriah barat laut dari pemberontak.
Pekan lalu, Pesawat tempur Rusia dan Suriah melanjutkan kampanye pemboman mereka dan presiden Turki, Iran dan Rusia pada Jumat gagal menyepakati gencatan senjata yang akan mencegah serangan itu.
Seorang wanita pengungsi duduk di luar tenda di provinsi Idlib, Suriah (Foto: Khalil Ashawi/Reuters)
Juru bicara OCHA, David Swanson mengatakan kepada Reuters bahwa pada Minggu, 30.542 orang telah mengungsi dari Suriah barat laut, pindah ke daerah yang berbeda di seluruh Idlib.
Sekitar 2,9 juta orang tinggal di daerah yang dikuasai oposisi, yang terdiri dari sebagian besar provinsi Idlib dan bagian kecil yang berdekatan dari provinsi Latakia, Hama dan Aleppo. Sekitar setengah dari mereka sudah mengungsi dari bagian lain Suriah.
Swanson mengatakan, sejak pertemuan puncak hari Jumat, serangan mortir dan roket telah meningkat, terutama di pedesaan Hama utara dan daerah pedesaan Idlib selatan.
Ia mengatakan 47 persen dari mereka yang mengungsi telah pindah ke kamp, 29 persen tinggal dengan keluarga, 14 persen telah menetap di kamp-kamp informal dan 10 persen berada di akomodasi sewaan.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/40617/Pengungsi-Suriah-Kembali-Meletus/