Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Jakarta, Jurnas.com – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menampakkan sosok kualitas jiwa kenegarawanannya dan karismatiknya saat pembukaan Kongres ke V PDI Pejuangan di Bali. Pernyataannya di depan Presiden Jokowi, para petinggi parpol dan kadernya, sangat cerdas, tepat dan tegas.
Kongres PDI Perjuangan yang digelar di Bali sebelum pengumuman nama-nama Kabinet Jokowi dinilai adalah langkah sangat tepat dan strategis. Sangat menguntungkan untuk partai dan pemerintah Jokowi-KH Ma’ruf Amin.
Idealnya, semua parpol, memang seharusnya menggelar Kongres atau musyawarah tertinggi parpol sebelum nama-nama Kabinet Jokowi final. Kepengurusan di internal dan kebijakan parpol harus sudah selesai di keputusan tertinggi parpol.
“Tujuannya, supaya tidak mengganggu nama-nama yang sudah dipilih oleh Presiden Jokowi nantinya, karena faktor internal parpol,” jelas Chairman John Caine Center (JCC), Najib Attamimi, Senin (12/8/2019), di Jakarta.
Pidato Megawati saat Kongres PDI Perjuangan jelas Najib, sangat cerdas, tepat dan tegas. Mengapa? Cerdas dan tepat karena Kongres digelar sebelum penetapan Kabinet Jokowi.
“Tegas karena Megawati langsung menyampaikan permintaan PDI Perjuangan di forum tertinggi partai, yakni di forum Kongres PDI Perjuangan,” katanya.
Setelah Megawati menyampaikan semua keinginan partai di hadapan Presiden Jokowi, langsung dijawab dengan tegas oleh Presiden Jokowi. Ia telah menunjukkan loyalitasnya yang luar biasa kepada PDI Perjuangan.
“Seperti itu, tidak pernah dilakukan oleh Jokowi di partai lainnya. Partai lainnya masih malu-malu mau menyampaikan permintaannya kepada Presiden Jokowi,” nilai Najib.
Sikap Megawati dan Presiden Jokowi itu katanya, patut diacungi jempol. Keduanya menampakkan sosok negarawannya di publik.
Najib menilai, permintaan PDI Perjuangan di kursi kabinet dengan jatah terbanya sangat masuk akal dan logis karena PDI Perjuangan sebaga pemenang Pemilu 2019.
PDI Perjuangan saat ini analisis Najib, jelas sudah final mengantongi nama-nama kadernya yang akan diusulkan kepada Presiden Jokowi untuk duduk di Kabinet.
“Di internal partai sudah beres, tinggal bekerja mendukung program pemerintah artinya. Itu strategi yang cedas dan tepat,” nilainya.
Menyikapi sikap partai lainnya, yang belum menggelar Kongres, Muktamar atau Munas, Najib menilai kurang peka dan bahkan tidak cerdas dan tepat.
“Mungkin, masih ada setumpuk masalah atau konflik di internal partai yang belum selesai. Yang jelas, jika dilakukan setelah pembentukan Kabinet, sangat tidak strategis,” tegasnya lagi.
Selanjutnya, Najib juga menyindir sosok Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok atau BTP yang hadir dan sudah resmi menjadi kader PDI Perjuangan dan hadir di tengah-tegah Kongres.
“Saya hanya bisa memberi saran, jika sudah jadi kader PDI Perjuangan, harus banyak belajar soal politik di partai. Jangan membuat masalah baru. Karena dia sudah pernah masuk di beberapa partai. Seperti di Golkar, Gerindra dan sekarang di PDI Perjuangan,” katanya.
Saatnya Ahok banyak belajar bagaimana menjadi politisi yang bijaksana. “Harus jaga nama baik PDI Perjuangan dan Megawati Soekarnoputri. Dia harus belajar menahan diri dan berpolitik yang baik dan beretika,” pesan Najib.
TAGS : PDI Perjuangan Megawati Jokowi Najib Bali
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin