Paus Fransiskus (Foto: Reuters/Max Rossi)
Tokyo, Jurnas.com – Pemimpin spiritual tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus memgutuk penggunaan segala bentuk senjata atom, nuklir, serta perdagangan senjata secara bebas.
Pernyataan itu dia sampaikan saat mengunjungi lokasi jatuhnya bom atom nuklir Amerika Serikat di Nagasaki, Jepang, yang menewaskan puluhan ribu jiwa dalam akhir Perang Dunia II.
Dalam keterangannya, Paus menegaskan bahwa senjata nuklir bukan jawaban atas ambisi negara manapun terhadap kepentingan keamanan, perdamaian, dan stabilitas.
“Memang mereka tampaknya selalu menggagalkannya,” kata Paus dilansir dari AFP pada Minggu (24/11) pagi.
Sedikitnya, 74.000 orang tewas akibat bom atom yang meletus Nagasaki, hanya tiga hari setelah serangan bom nuklir pertama yang menghantam Hiroshima, dan menewaskan 140.000 jiwa.
“Tempat ini membuat kami sangat sadar akan rasa sakit dan kengerian yang manusia mampu lakukan pada satu sama lain,” ujar Paus dalam kunjungan hari pertamanya ke Jepang.
Paus membidik apa yang disebutnya “dikotomi sesat” dari pencegahan nuklir, dengan mengatakan bahwa perdamaian tidak sesuai dengan “ketakutan akan kehancuran timbal balik atau ancaman penghancuran total.”
Pernyataan ini berbeda dengan Paus Yohanes Paulus II dalam pidato PBB 1982 silam, yang menggambarkan pencegahan nuklir sebagai kejahatan yang perlu dilakukan.
Paus juga mengecam penghamburan uang dalam bisnis perdagangan senjata, sementara di sisi lain jutaan anak tinggal di tempat yang tidak berperikemanusiaan
Minggu malam, Francis dijadwalkan mengunjungi Hiroshima dan bertemu dengan orang-orang yang selamat dari serangan atom, yang dikenal dalam bahasa Jepang sebagai hibakusha, di Peace Memorial.
Dua orang yang selamat dari Nagasaki, Shigemi Fukahori yang berusia 89 tahun dan Sakue Shimohira yang berusia 85 tahun, menyerahkan karangan bunga itu kepada paus.
TAGS : Paus Fransiskus Senjata Nuklir Nagasaki
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/62839/Paus-Fransiskus-Kutuk-Penggunaan-Senjata-Nuklir/