Ilmuwan sel batang, Dr. Masoud Soleimani
Teheran, Jurnas.com – Aparat keamanAN Amerika Serikat (AS) menyebut Dr. Masoud Soleimani, ilmuwan Iran yang baru dibebaskan adalah seorang teroris dengan misi untuk melakukan pemboman di AS selama di dalam penjara.
Begitu kisah Soleimani selama jadi tahanan Washington. Ia pun menggambarkan Gedung Putih sebagai musuh nomor wahid Iran dan warga Iran.
Soleimani yang bekerja dalam penelitian sel punca, hematologi, dan kedokteran regeneratif menjalani cuti panjang saat ditangkap pihak berwenang AS setibanya di Chicago setahun yang lalu dan dipindahkan ke penjara di Atlanta, Georgia.
“Otoritas AS di penjara telah memberi tahu para tahanan bahwa saya adalah seorang teroris yang ingin melakukan pemboman di AS,” katanya kepada wartawan setibanya di bandara Mehrabad Teheran, Sabtu (7/12) malam.
“Mereka membuat pernyataan yang salah sehingga tahanan lain tidak akan mendekati saya dan menjauh dari saya,” sambungnya.
“Setelah beberapa saat, para tahanan akan memberi tahu saya, `Anda tidak terlihat seperti teroris dan pembom, apa yang dikatakan orang-orang ini dan saya akan memberi tahu mereka bahwa saya tidak tahu apa yang mereka katakan`,” ungkapnya.
Soleimani diundang Mayo Clinic di Minnesota untuk memimpin program penelitian. Ia ditangkap pada saat tiba di wilayah tersebut dan diam-diam dipenjara tanpa diadili FBI pada 7 Oktober 2018.
Pihak berwenang FBI dilaporkan menangkapnya dengan tuduhan melanggar sanksi perdagangan dengan mencoba membawa bahan biologis ke Iran.
Saat itu Soleimani memanfaatkan dua mantan siswa melakukan perjalanan dari AS ke Iran untuk mendapatkan protein rekombinan yang digunakan dalam penelitiannya. Protein rekombinan ditemukan secara mendasar di setiap pengujian medis dan laboratorium penelitian biologi.
Para siswa ditangkap ketika meninggalkan AS karena mereka membawa lima botol protein. Mereka didakwa di pengadilan dan dibebaskan setelah mengirim jaminan karena mereka memegang kewarganegaraan AS.
Namun, sekitar empat bulan sebelum kunjungan Soleimani, seorang pengacara di Atlanta mengamankan dakwaannya pada 12 Juni 2018, hanya sebulan setelah Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir Iran dan mengumumkan sanksi terhadap Teheran.
Soleimani sepenuhnya tidak menyadari melakukan pelanggaran saat terbang ke AS. Selain itu, Washington telah mengklaim bahwa tekanan maksimum tidak menargetkan pasokan obat-obatan dan kebutuhan kemanusiaan lainnya.
“Orang-orang AS sangat kejam dan rendah sehingga ketika saya memberi tahu mereka bahwa banyak pasien menunggu saya untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, mereka berkata, `biarkan mereka mati, tidak masalah`,” katanya.
“Ini menunjukkan masalah utama mereka adalah dengan orang-orang Iran. Mereka marah dan marah tentang kemajuan ilmiah dan jalan yang benar yang telah diambil Iran, dan kami memiliki kewajiban untuk melanjutkan jalan ini sehingga negara itu dapat tumbuh dan berkembang,” sambungnya.
Disebutkan bahwa Soleimani menderita beberapa masalah kesehatan yang memburuk selama penahanannya.
TAGS : Iran Amerika Serikat Masoud Soleimani Donald Trump
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/63612/Bebas-dari-Tahanan-Ilmuwan-Iran-Ungkap-Kejahatan-AS/