JawaPos.com – Tak bisa dimungkiri, kehidupan anak zaman sekarang begitu akrab dengan teknologi digital. Meski begitu, peran orang tua sebagai pengawas juga penting untuk mengarahkan dan membatasi anak-anak dalam penggunaan gadget.
Dalam laman Medical News Today disebutkan peneliti dari University of California, Davis, merekomendasikan agar orang tua menunda mengenalkan anak prasekolah mereka ke layar ponsel, seperti smartphone dan tablet. Sebagai orang dewasa, kita terus-menerus beralih antara bekerja di komputer, memeriksa ponsel, menonton TV di malam hari terkadang bahkan bermain dengan anak menggunakan tablet.
Anak-anak mulai memahami perilaku ini, dengan waktu penggunaan gadget di antara anak-anak meningkat. Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa anak-anak berusia 8-10 tahun rata-rata menghabiskan 6 jam per hari di depan layar. Pada usia 11-14, ini meningkat menjadi hampir 9 jam sehari. Sebuah studi baru dari University of California, Davis (UC Davis) menunjukkan bahwa layar mungkin memiliki efek kritis pada perkembangan anak ketika mereka mulai menggunakannya pada usia dini. Para peneliti telah mempublikasikan temuan mereka di JAMA Pediatrics.
Analis sosial-cum-demograf asal Australia, Mark McCrindle dalam sebuah penelitiannya menemukan fakta bahwa anak-anak yang lahir di atas tahun 2010, atau yang dinamainya dengan Generasi Alpha, merupakan generasi yang paling melek dan tidak bisa dipisahkan dengan teknologi. Lebih jauh McCrindle mengatakan, berkat penguasaannya akan teknologi itu jugalah, Generasi Alpha nantinya diperkirakan akan menjadi generasi yang paling maju, sejahtera, dan terdidik. Mengetahui hasil penelitian itu, bisa dipastikan tak sedikit orang tua yang mengalami dilema.
Pasalnya, untuk memiliki daya saing di masa depan, maka pengenalan digital teknologi pada Generasi Alpha mau tidak mau harus dilakukan sejak dini. Namun, di sisi lain orang tua juga menyadari, ada banyak dampak negatif yang mungkin bisa didapatkan anak bila dikenalkan dengan teknologi digital, apalagi jika tanpa pengawasan. Di antaranya bisa membuat anak kecanduan gadget hingga menjadikannya tumbuh menjadi pribadi yang antisosial.
“Kami sungguh memahami dan peduli akan kekhawatiran serta dilema yang dihadapi orang tua sehubungan dengan pengenalan teknologi, khususnya penggunaan gadget pada anak. Maka kini teknologi semakin canggih, orang tua bisa memfasilitasi anak menghadapi dunia digital sembari terus mendampingi dan mengawasi tanpa membuat anak tertekan,” kata Project Manager Geniora Phone Peybel SN, kepada wartawan baru-baru ini secara daring.
Dengan kata lain, kini tak perlu ada lagi ‘drama’ penyitaan smartphone jika anak susah membagi waktu saat bermain
gadget. Sebab, orang tua bisa mengatur sepenuhnya lewat smartphone jenis apapun yang dimilikinya.
“Sehingga orang tua dapat mengawasi, membatasi, dan menginterupsi penggunaan gadget pada anak,” tambah Peybel.
Atau bisa mengawasi saat anak terlalu lama bermain smartphone, hingga lupa waktu belajar, berdoa, tidur, dan lainnya. Dengan teknologi pula, orang tua dapat mengingatkan anak akan kewajibannya.
“Apalagi saat ini masa pandemi, orang tua ikut membimbing anak belajar dari rumah,” kata Peybel. (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link