Andalannews.com, Jakarta – Indonesia saat ini memiliki ribuan startup. Tapi, menurut Presiden Jokowi, jumlah tersebut belum cukup.
“Indonesia saat ini memiliki 2.193 startup. Ada satu decacorn. Ada empat unicorn. Tapi itu juga belum cukup,” kata Joko Widodo saat memberikan pidato sambutan di acara Digital Economy Summit 2020 di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta.
Jokowi berharap akan lahir lebih banyak lagi startup di Tanah Air. Ia juga berharap agar startup tersebut menghasilkan produk yang tidak hanya berkontribusi dalam ekonomi digital tapi juga menyelesaikan masalah krusial di masyarakat. ”Misalnya meningkatkan akses pendidikan untuk masyarakat tidak mampu dan terpencil, menyediakan pendanaan untuk usaha mikro dan usaha kecil, termasuk crowdfunding,” jelas Jokowi.
Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) menaruh perhatian besar terhadap perkembangan startup. “Melalui BSI Startup Center (BSC), UBSI mendorong para mahasiswanya agar merintis dan mengembangkan startup,” kata Suharyanto, selaku Warek Bidang Kemahasiswaanyg memawahi BSC, Sabtu (22/82020).
Ia menambahkan, dewasa ini, sesuai dengan kemajuan zaman di era digital dan industri 4.0, makin banyak anak muda yang tertarik mengembangkan usaha rintisan (startup).
“Startup selalu indentik dengan dunia digital, teknologi informasi dan aplikasi. Oleh karenanya BEC yang didirikan pada tahun 2016 mempunyai tugas dan fungsi untuk memberikan coaching, pembinaan, pendampingan dan mentoring kepada para mahasiswa yang sudah memiliki usaha ristisan (startup) di bidang teknologi informasi,” ungkap Suharyanto.
Ia menyebutkan, pendampingan melingkupi antara lain, pengembangan usaha, strategi marketing ataupun digital marketing sampai dengan pencarian investor, dan lain-lain.
“Fakta menunjukkan banyak startup yang sukses dan dibeli oleh group pengusaha besar dengan harga yang sangat tinggi bahkan fantastis. Karena itulah, UBSI menaruh perhatian besar terhadap para mahasiswa UBSI yang tertarik mengembangkan startup,” kata Suharyanto.*