JawaPos.com – Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman membantah bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih mementingkan ekonomi ketimbang kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19 di tanah air.
Menurut Fadjroel, kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 ini harus seirama. Tidak boleh hanya memprioritaskan salah satunya saja.
“Konsep Presiden sama, seimbang memakai gas (ekonomi) dan rem (kesehatan) sesuai data lapangan yang berkembang dari para ahli,” ujar Fadjroel kepada JawaPos.com, Selasa (8/9).
Sementara terpisah, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian juga membantah bahwa Presiden Jokowi mementingkan ekonomi ketimbang kesehatan.
“Dari dulu juga kesehatan itu dilihat sebagai sesuaitu yang penting. Bukan baru sekarang saja. Terbukti kan ada 3T, testing, tracing dan treatment itu dilakukan secara agresif,” katanya.
Donny juga menegaskan, Presiden Jokowi sangat peduli dengan kondisi masyarakat Indonesia. Buktinya dia memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto untuk melakukan testing yang sama antara satu dengan provinsi lainnya.
“Sehingga tidak ada tidak ada yang hasil testingnya tinggi sekali, dan testingnya rendah sekali. Semuanya harus rata melakukan testing secara masif,” ungjapnya.
Selain itu, Presiden Jokowi juga sudah memerintahkan kepada para gubernur seluruh Indonesia untuk bisa melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jika kasus positif Covid-19 makin bertambah.
“Kalau angka positif cukup tinggi maka harus direm. Kalau rendah dibuka perlahan-lahan,” tuturnya.
Karena itu, Donny membantah secara tegas, jika ada yang menganggap Jokowi tidak peduli kesehatan. “Presiden hanya menggaris bawahi lagi untuk menangani isu kesehatan sehingga ekonomi bisa pulih,” ungkapnya.
Seperti dalam pidato politiknya di Kongres Luar Biasa Partai Gerindra. Di sana Presiden Jokowi meminta semua kalangan untuk tidak menyerah terhadap keadaan ekonomi nasional yang berada di level minus 5,32 persen pada kuartal II-2020.
Dirinya pun meminta semua kalangan termasuk kader Partai Gerindra harus terlibat menggerakkan ekonomi nasional agar tumbuh ke zona positif.
“Pada kuartal ekonomi ke II kita telah terkontraksi secara tajam yaitu minus 5,32 persen. Tapi kita tidak boleh menyerah, kita harus betul-betul upaya agar di kuartal ketiga kita harus bangkit, kita bisa reborn sehingga kita tidak jatuh ke jurang resesi,” kata Jokowi.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, kata Jokowi adalah menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Menurut dia, pencegahan penyebaran kasus baru menjadi hal penting dalam memperbaiki laju pertumbuhan ekonomi nasional.
“Karena itu saya mengajak seluruh kader Partai Gerindra di mana pun berada baik yang sekarang menjadi kepala daerah maupun legislatif untuk tetap menempatkan kesehatan, keselamatan rakyat menjadi prioritas, penyebaran Covid-19 harus mampu kita kendalikan,” tambahnya.
Jokowi mengaku, dirinya tidak menginginkan munculnya gelombang kedua atau second wave kasus Covid-19 di Indonesia. Sebab, kejadian tersebut akan memperburuk ekonomi nasional. Oleh karena itu kunci menyelamatkan ekonomi adalah mengutamakan sektor kesehatan dengan menerapkan protokol secara disiplin.
Selain itu, upaya yang bisa menyelamatkan ekonomi dari jurang resesi juga dengan menggerakkan roda perekonomian khususnya di kelompok UMKM. Menurut dia, semua masyarakat bisa membeli produk-produk petani dan nelayan, hingga produk UMKM lainnya.
Diketahui, Presiden Jokowi mengatakan kunci dari ekonomi di Indonesia bisa membaik tergantung dari kesehatannya. Sehingga hal ini yang harus menjadi perhatian bagi para menteri.
“Yang perlu saya ingatkan, sekali lagi bahwa kunci dari ekonomi kita agar baik adalah kesehatan yang baik. Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik,” ujar Jokowi, Senin (7/9).
Oleh sebab itu, Jokowi meminta jajarannya untuk fokus terhadap kesehatan dalam penanganan virus Korona atau Covid-19 di tanah air. Sehingga nantinya ekonomi di Indonesia juga berangsur-angsur bisa pulih.
“Kesehatan yang baik akan menjadikan ekonomi kita baik. Artinya fokus kita tetap nomor satu adalah kesehatan, adalah penanganan Covid-19. Karena memang kuncinya ada di sini,” katanya.
Kemudian pada Selasa (8/9), Jokowi juga tidak ingin muncul klaster baru saat Pilkada serentak yang dilakukan 9 Desember 2020 mendatang.
Dia mengatakan, keselamatan masyarakat Indonesia haruslah yang utama. Protokol kesehatan harus tetap dilakukan di hajatan serentak tersebut.
”Bahwa keselamatan masyarakat, kesehatan masyarakat adalah segala-segalanya. Jadi protokol kesehatan tidak ada tawar menawar,” ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan keberhasilan Indonesia dalam mengatasi pandemi di tanah air dengan melakukan protokol kesehatan yang ketat.
“Keberhasilan kita untuk keluar dari berbagai risiko akibat pandemi adalah jika kita berhasil menangani permasalahan kesehatan. Bisa menangani permasalahan pandemi,” katanya.
Dengan demikian, menerapkan protokol kesehatan tidak ada tawar menawar. Semua harus bisa dilakukan oleh masyarakat. Karena kedisiplinan masyarakat itu menentukan memutus penyebaran Covid-19 di dalam negeri.
“Sekali lagi kedisiplinan penerapan protokol kesehatan dalam penyelenggaran pilkada harus dilakukan, ditegakkan, tidak ada tawar menawar,” pungkasnya.
Credit: Source link