JawaPos.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan, meredam angka penularan Covid-19 dan memperbaiki perekonomian masyarakat sama pentingnya. Sehingga, pemerintah terus mengupayakan melalui berbagai instumen kebijakan.
Menurutnya, penanganan kesehatan dan penanganan sosial ekonomi tidak bisa dipisahkan. Sri Mulyani menyatakan, kedua upayanya harus dilakukan secara bersamaan.
“Ini seperti ibarat rem dan gas yang harus terus kita seimbangkan karena dua-duanya bukan merupakan pilihan tapi dua-duanya merupakan keharusan untuk kita jaga, itu di bidang kesehatan dan bidang sosial ekonomi,” ujarnya di gedung DPR RI Jakarta, Rabu (9/9).
baca juga: Jokowi Minta Jajarannya Mahir Mainkan ‘Gas dan Rem’ di Tengah Covid-19
Sri Mulyani mengatakan, meskipun pada kuartal-II perekonomian Indonesia terkontraksi sangat dalam, PDB kuartal-III diprediksi akan lebih baik. Kuartal-III masih akan berada di zona negatif karena penyebaran Covid-19 masih terus meluas, sehingga kebijakan pembatasan sosial kembali dilakukan.
Hampir semua provinsi di Indonesia telah terkontaminasi virus tersebut. “Beberapa provinsi atau kabupaten kota bahkan mengalami peningkatan yang cukup tinggi, dan ini tentu menimbulkan tantangan yang luar biasa dari sisi sosial ekonomi,” ungkapnya.
Secara tahunan, PDB diprediksi berada di kisaran -1,1 persen sampai 0,2 persen. Meski ekonomi berada di zona negatif, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, kontraksi perekonomian tidak hanya terjadi di Indonesia.
Hampir seluruh negara di dunia mengalami hal serupa. Dengan segala upaya yang dilakukan, diharapkan pada tahun depan perekonomian Indonesia bisa kembali ke tren awal sebelum adanya pandemi Covid-19.
“Meskipun kita tetap dibayangi ketidakpastian akibat Covid-19, kita berharap tahun 2021 proyeksi akan pada tingkat pertumbuhan 4,5 persen hingga 5,5 persen,” tuturnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link