I-MiEV, yang dijual di Amerika Serikat dengan julukan Mitsubishi i, dianggap sebagai mobil listrik produksi massal pertama di dunia dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009.
Sampai saat ini, kendaraan listrik mungil dari Mitsubishi ini telah menjalar hingga ke lebih 50 negara. Tetapi, ekosistem dari kendaraan ini hanya sekitar 32.000 yang telah terjual.
Sedangkan, aliansi dari Mitsubishi yang juga menjual kendaraan listrik, yakni Nissan Leaf berhasil menjual lebih dari 500.000 unit sejak diluncurkan pada 2010 yang lalu.
Dikutip dari Reuters, Selasa, dalam pernyataan yang dikeluarkan untuk Nikkei Asia, eksekutif Mitsubishi Motors mengatakan “Kami tidak memiliki cukup uang dan personel untuk terus berinvestasi dalam pengembangan EV,” kata seseorang yang tidak disebutkan namanya.
Mobil listrik ini diketahui menggunakan motor sinkron magnet permanen tunggal yang dipasang di gandar belakang yang menghasilkan tenaga 63 hp dan torsi 180 Nm.
Kendaraan listrik ini didukung dengan paket baterai lithium-ion 16 kWh, dengan transmisi gigi reduksi kecepatan tunggal yang menggerakkan roda belakang. Mobil ini memiliki jangkauan sekitar 100 mil (160 km) di bawah siklus pengujian Jepang.
Dengan jangkauan yang hanya mencapai 160 km dan teknologi yang terdapat dari kendaraan itu membuat kendaraan ini semakin tertinggal dari rival-rival mereka di dunia elektrifikasi.
Terlebih, Mitsubishi tidak pernah memperbarui atau menyegarkan EV selama proses produksinya. Namun, produsen mobil Jepang itu tidak meninggalkan segmen kendaraan listrik.
Saat ini, Mitsubishi sedang mengembangkan minicar listrik baru bersama Nissan. Mobil ini, nantinya akan bertindak sebagai penerus spiritual i-MiEV dan dilaporkan akan diluncurkan paling cepat pada tahun 2023.
Baca juga: Mitsubishi Motors resmikan studi pemanfaatan energi terbarukan Sumba
Baca juga: Mitsubishi bawa Outlander PHEV dan i-MIEV di IEMS
Baca juga: Di Indonesia, bisakah mobil listrik dicas di rumah?
Pewarta: KR-CHA
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020
Credit: Source link