TV Bekas Jadi Robot, Miniatur Suramadu dari Rokok

TV Bekas Jadi Robot, Miniatur Suramadu dari Rokok

Kampung Pintar di Kecamatan Bubutan menjadi primadona pelajar dan mahasiswa untuk studi banding. Mereka kesengsem dengan kreativitas warga yang tinggal di RT 3, RW 2, Kelurahan Bubutan, tersebut dalam mengolah limbah menjadi produk yang unik dan bernilai tinggi.

Dua robot berdiri di dekat gapura Jalan Tembok Gede III, RT 3, RW 2, Kelurahan Bubutan. Bentuk dan ukurannya berbeda. Satu robot memiliki tinggi sekitar 2 meter. Sementara itu, satunya lebih pendek.

Saat mendekat, makin tampak keunikan robot. Seluruh bagian tubuhnya dirancang dari limbah elektronik. Kepalanya berasal dari TV dan helm bekas. ”Seluruh warga Tembok Gede diminta menaati protokol kesehatan. Semuanya wajib jaga jarak,” kata robot yang mengeluarkan suara saat didekati tersebut. Robot yang berwarna-warni itu tampak unik. Selain bisa berbicara, kepalanya terus menoleh ke kanan dan kiri.

”Dulu namanya Robot SSC. Sekarang jadi Robot Kampung Pintar,” kata Aseyan, ketua RT 3, RW 2, Kelurahan Bubutan, saat menemani Jawa Pos pada Rabu (30/9). Pria tersebut merupakan kreator lahirnya Kampung Pintar. Dia adalah penggagas pembuatan robot dan beberapa mainan lainnya.

Menurut Aseyan, robot di Kampung Pintar belum lama dibuat. Karena cukup sulit, pembuatannya memakan waktu sebulan. Terutama merangkai bagian kaki dan tangannya. ”Saya pastikan seluruh bahannya dari limbah. Kami sengaja memanfaatkan barang bekas,” tegasnya.

Robot yang membawa tameng dibuat dari 20 PJU (penerangan jalan umum) bekas. Untuk merancangnya, Aseyan mengaku tak sendirian. Bapak dua anak itu dibantu beberapa warga untuk membuat robot bisa berdiri.

Ternyata, karya Aseyan bukan hanya satu. Ada satu lagi robot yang juga sering difoto warga. Namanya robot Paijo. Robot itu juga diletakkan di gapura pintu masuk Jalan Tembok Gede III.

Berbeda dengan Robot Kampung Pintar, Paijo lebih mungil. Robot itu dibuat dari lampu dan TV bekas. Paijo diciptakan sebagai simbol kekompakan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Karena itu, robot tersebut tak bisa lepas dari sapu di tangannya.

Bersama masyarakat, Aseyan tidak hanya menghijaukan Jalan Tembok Gede III. Masyarakat juga menghias jalan dengan berbagai mainan dari daur ulang. Hasil karya warga tersebut tampak menarik dan menghibur.

Ketua RT 3, RW 2, Tembok Gede, Aseyan memeriksa bibit lele yang juga dibudidayakan di sana. (Ahmad Khusaini/Jawa Pos)

Banyak kerajinan berbahan limbah yang tersebar di Kampung Pintar. Mulai motor dari ban bekas, patung buaya dari plastik bekas, hingga pot dari limbah elektronik. Aseyan juga dibantu warga dalam merancang miniatur Jembatan Suramadu dari puntung rokok.

Ada 600 puntung rokok yang dimanfaatkan untuk membuat kerajinan. Puntung dikumpulkan dari warung ke warung di Kelurahan Bubutan.

Menurut Aseyan, keberadaan robot tidak saja berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai penghibur anak-anak. Bukan hanya warga kampung lain, banyak mahasiswa yang mendatangi rumah Aseyan untuk menimba ilmu.

Aseyan bercerita jika dulu kampungnya sama sekali tak tertata. Tidak ada tempat sampah. Suasana di jalan permukiman cenderung panas dan gersang.

Kini kondisinya telah berubah. Tidak saja berhias ornamen dari barang bekas, Jalan Tembok Gede III juga sudah hijau. Selain tanaman hidroponik, jalan kampung ditanami markisa.

YANG MENARIK DI KAMPUNG PINTAR

  • Dua robot berbahan limbah PJU dan TV. Si Kampung Pintar berukuran 2 meter, sedangkan si Paijo lebih pendek. Robot Kampung Pintar yang bisa berbicara tersebut dibuat dalam waktu sebulan. Sementara itu, Paijo merupakan simbol kekompakan warga dalam menjaga lingkungannya.
  • Terdapat kerajinan dari barang bekas lainnya. Di antaranya, motor dari ban bekas, patung buaya dari plastik bekas, dan pot dari limbah elektronik. Saat ini warga Kampung Pintar tengah merancang miniatur Jembatan Suramadu dari puntung rokok.
  • Ada tumbuhan hidroponik di sepanjang jalan masuk permukiman.
  • Ada juga budi daya lele di setiap rumah.

Sumber: Kampung Pintar

Saksikan video menarik berikut ini:


Credit: Source link

Related Articles