JawaPos.com – Banyak pihak yang mengatakan bahwa kehadiran vaksin dapat menjadi obat bagi pemulihan ekonomi akibat wabah Covid-19. Namun, pengamat Indef Bhima Yudhistira mengatakan, vaksin tidak bisa menjadi satu-satunya harapan untuk memulihkan ekonomi nasional.
Bhima menjelaskan, hingga saat ini belum ada vaksin yang sudah lulus uji klinis. Tapi nyatanya, Vietnam dan Tiongkok berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, masing-masing 0,3 persen dan 3,2 persen pada kuartal-II.
“Bahkan sebelum vaksin ditemukan Tiongkok dan Vietnam mampu lakukan langkah pemulihan yang tepat,” ujarnya kepada JawaPos.com, Sabtu (17/10).
Sementara, kalaupun vaksin telah ditemukan, maka akan ada kendala terkait distribusi vaksin yang memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit. “Apalagi kondisi geografis Indonesia cukup luas dan untuk menjangkau masyarakat yang rentan bukan kerja simsalabim,” imbuhnya.
Bhima menyebut, kunci penanganan virus korona adalah testing, tracing, dan treatment, ditambah bantuan sosial untuk menekan dampak ekonominya. Salah satunya, seperti di Vietnam dengan adanya jaminan makanan bagi masyarakat terdampak Covid-19.
“Vietnam misalnya ada ATM beras, dimana masyarakat miskin di daerah karantina bisa mengambil kebutuhan pokok sehingga kepatuhan pada kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 berjalan lancar,” tuturnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link