Kelas Eksplorasi Vakansi adalah program tahunan Vespagraphy dengan melakukan touring sekaligus berkegiatan edukatif bersama anak-anak sekitar. Pada gelaran tahun ini, Vespagraphy mengenalkan fotografi alternatif dengan media scanner atau pemindai kepada puluhan siswa SD Desa Rawabogo.
“Aktivitas ini adalah bagian dari memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November. Kami berupaya agar nilai semangat juang yang dimiliki oleh para pahlawan bisa tetap terjaga, sehingga para siswa sekolah yang aktivitasnya dibatasi tetap memiliki semangat untuk meraih cita-cita,” kata Ketua Pelaksana Touring Hari Pahlawan Vespagraphy, Haritsah Al Mudatsir, dalam siaran pers, Minggu.
Baca juga: Alasan Vespa boyong produk edisi terbatas ke Indonesia
Baca juga: Terinspirasi gaya 60-an, Vespa luncurkan Sprint 150 dan GTS 300 HPE
Ia menyampaikan bahwa, Vespagraphy ingin seluruh elemen masyarakat tetap berdaya, berbagi, mengeksplorasi dan saling teredukasi, kendati tengah berada dalam situasi COVID-19.
Perhelatan itu dimulai dengan rapid test guna memastikan seluruh anggota yang akan mengikuti touring terbebas dari COVID-19. Aktivitas juga dilakukan dengan protokol kesehatan, menerapkan 3M Plus (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) plus menjaga kreativitas.
Sebanyak 11 vespa berangkat dari Jakarta pada 6 November dengan menempuh jarak sekitar 190 km.
Nuansa Hari Pahlawan kian terasa karena Vespa yang mengikuti perjalanan terdiri dari beragam tipe, salah satunya adalah vespa VGLA tahun 1963 (Vespa Garuda) pemberian pemerintah era Soekarno kepada anggota TNI yang melaksanakan misi perdamaian di Kongo.
“Kehadiran Vespa Garuda itupun menambah semangat kami untuk melanjutkan misi kemanusiaan dengan cara kekinian,” kata dia. “Menjaga kreativitas menjadi hal penting, sebagai cara agar kita tetap bisa bertahan dan terus berkembang di tengah era multikrisis.”
Baca juga: Dior luncurkan skuter, kolaborasi dengan Vespa
Baca juga: Piaggio Indonesia hadirkan fitur E-Pre Booking untuk mudahkan konsumen
Fotografi alternatif
Komunitas Vespagraphy memahami bahwa pandemi COVID-19 mengubah proses belajar dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh.
Untuk itu, mereka berinisiatif berbagi pengalaman baru dalam proses belajar dengan cara yang menyenangkan, yakni mengenalkan fotografi alternatif dengan media scanner atau pemindai.
Sebanyak 25 siswa/siswi SD sekitar desa Rawabogo, diajak mendapatkan pengalaman baru dengan mewujudkan imajinasi dalam bentuk fotografi. Setiap kelompok siswa yang beranggotakan empat orang, dipacu agar terbiasa saling berkomunikasi dan bekerja sama dalam menghasilkan 8 karya secara kolektif.
Selain itu, mereka juga diajak untuk memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan kehidupan mereka.
Pegiat fotografi alternatif Muhamad Arifien mengungkapkan, pengalaman baru di dalam scanography dapat melatih kepekaan siswa agar bisa memanfaatkan hal-hal yang ada di sekelilingnya.
“Dalam proses berkreativitas, kita bisa memanfaatkan hal-hal yang ada di sekeliling kita untuk dijadikan objek yang menarik dengan cara yang tidak biasa. Para siswa memindai dengan menggunakan objek mainan serta tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar dengan cerita di balik setiap karyanya,” kata dia.
Melalui kegiatan tersebut, Vespagraphy ingin memantik semangat belajar dan berkarya di tengah keterbatasan, serta mengajak melakukan hal baru dengan memanfaatkan potensi di sekeliling, agar masyarakat tetap kreatif dalam menghadapi tantangan dan mampu melewati krisis pandemi COVID-19.
Baca juga: Tidak ingin tertinggal, Andre habiskan Rp55 juta untuk Vespanya
Baca juga: Bajaj Chetak lahir kembali dalam wujud skuter listrik
Baca juga: Uji ketangguhan Vespa GT Super Tech 300 di Bogor
Pewarta: A069
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020
Credit: Source link