DENPASAR, BALIPOST.com – Bali menjadi provinsi yang diprioritaskan dalam penyaluran Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) melalui Kementerian Koperasi dan UKM RI. Tercatat ada 131.693 usaha mikro yang terdampak pandemi COVID-19, menjadi penerima bantuan langsung tunai (BLT) masing-masing sebesar Rp 2,4 juta itu.
Bali diprioritaskan lantaran perekonomiannya yang sangat tergantung pada sektor pariwisata, serta UKM sebagai penunjang pariwisata tersebut.
“Penerima bantuan agar menggunakan bantuan untuk kepentingan yang lebih produktif dengan sebaik-baiknya,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat menyerahkan BPUM secara simbolis di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Sabtu (14/11).
Secara khusus, Teten berpesan agar Bali mempertahankan keunikannya sebagai daya tarik utama pariwisata. Begitu juga untuk para pelaku UMKM agar terus memperhatikan ciri khas beserta kualitas mereka.
Pihaknya berjanji, tahun depan akan menambah jumlah penerima bantuan. Mengingat tahun ini, pemerintah hanya menetapkan 12 juta penerima bantuan di seluruh Indonesia.
Bali adalah salah satu provinsi prioritas dengan jumlah UMKM yang mendapat bantuan terbanyak. “Tahun 2021 jumlah penerima bantuan akan ditingkatkan lagi menjadi 20 juta, dan saya berkomitmen untuk Bali agar tetap diprioritaskan,” janjinya.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali I Wayan Mardiana mengatakan, Bali awalnya mengusulkan 214.118 usaha mikro sebagai penerima bantuan. Namun yang lolos sebanyak 131.693 usaha mikro.
Total nilai bantuan mencapai Rp 316 miliar lebih yang disalurkan melalui BNI dan BRI. Masing-masing usaha akan menerima bantuan sebesar Rp 2,4 juta.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi bantuan pemerintah pusat untuk keberlangsungan UMKM di Bali pada masa pandemi COVID-19. Pemprov Bali juga telah menyalurkan Bantuan Stimulus Usaha (BSU) yang ditujukan kepada Koperasi, IKM dan UMKM. “Tentu bantuan pemerintah pusat ini sangat membantu dalam menghadapi pandemi ini,” ujarnya.
Saat ini, Koster mengaku tengah menyiapkan sistem tata kelola yang mencakup sumber daya manusia (SDM), kelembagaan serta sarana dan prasarana untuk mengembangkan koperasi dan UMKM di Bali. Hal tersebut sangat sesuai dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang salah satunya fokus memperkuat adat istiadat, budaya dan kearifan lokal.
“Kedepan saya ingin mengembangkan industri kreatif berbasis branding Bali, sebagai salah satu cara memperkuat kelembagaan tradisional kita yang meliputi koperasi dan UMKM,” jelas mantan anggota DPR RI tiga periode ini.
Menurut Koster, Bali merupakan pulau kecil yang tidak mempunyai sumber daya alam (SDA), namun terkenal akan kebudayaan dan adat istiadat yang unik sebagai pembeda dengan daerah lain. Ini adalah modal dalam mengembangkan ekonomi masyarakat.
“Sektor industri mikro kecil sebagai salah satu bentuk hasil kebudayaan kita harus benar-benar mendapat perhatian serius demi menumbuhkan ekonomi masyarakat Bali,” tegasnya. (Rindra Devita/balipost)
Credit: Source link