Dalam kesempatan itu, ANTARA diberi kesempatan untuk merasakan langsung bagaimana keganasan dari skuter yang memiliki catatan sejarah di ajang Sei Giorni Internazionale yang diadakan di Varese, Italia, pada tahun 1951.
Impresi pertama pada saat melihat langsung, motor ini adalah desain lawas yang kental, terlihat pada desain seperti stang yang semi “telanjang” seperti yang tersaji pendahulunya dan juga lampu yang berada di atas spatbor, semakin menambah kesan klasik dari skuter ini.
“Ini motor memang bukan edisi khusus, motor ini salah satu yang paling klasik dari vespa itu karena terlihat stang yang telanjang dan lampu ada di spatbor kesan klasik dari motor ini sangat dapet sekali,” ungkap Technical Trainer Manager PT Piaggio Indonesia, Yudi Riswanto kepada ANTARA, Senin (16/11).
Baca juga: Vespa GTV Sei Giorni II Edition dirilis, harganya Rp155 juta
Baca juga: Vespagraphy kenalkan fotografi alternatif sambil Touring Hari Pahlawan
Kesan yang tidak bisa dilupakan adalah, ketika merasakan keganasan dari mesin terkencang yang dimiliki Vespa pada saat ini, yakni mesin 300 HPE (High Performance Engine) yang paling bertenaga – sebuah evolusi terkini dari mesin 300 cc silinder tunggal 4 tak 4 katup berpendingin cairan dengan injeksi elektronik.
Mesin ini dapat menghasilkan tenaga maksimum 23,8 HP dan torsi maksimum 26 Nm yang semakin menegaskan kesiapannya untuk dikendarai secara elegan di perkotaan, untuk berwisata, ataupun berpetualang jarak jauh.
Meski tidak merasakan berkendara jarak jauh — hanya jalan-jalan di dalam kota — namun pengendara dapat merasakan kenyamanan sekaligus tenaga yang dikeluarkan motor itu, terutama pada tarikan mesinnya.
.
Pada saat melintasi jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat, ANTARA tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membuka gas dalam-dalam pada jalur lurus untuk merasakan seberapa kencang skuter yang menggunakan mesin terbaru itu.
“Karena ruh dari skuter ini adalah balap, yang paling baru itu kita kasih mesin yang paling canggih sekarang kita make mesin HPE High Performance Engine. Meski fitur tidak selengkap Super Tech, tapi terbukti skuter ini jauh lebih enak,” kata dia.
Meski demikian, usai puas menggeber Vespa itu, terdengar bunyi yang berasal dari radiator sehingga membuat kejut pengguna awal skuter ini.
Yudi menjelaskan bahwa motor seharga Rp155 juta on the road Jakarta itu mengeluarkan bunyi pada temperatur tertentu, dan hal itu merupakan hal yang wajar.
“Bunyi itu otomatis nyala kalau temperatur mencapai 100 derajat, begitu temperatur masuk ke 101 itu sudah pasti nyala,” kata dia “Jangan khawatir, kalau kipas itu bunyi berarti motor itu artinya sehat. Yang bahaya itu, kalau yang tidak bunyi,” tambah dia.
Baca juga: Modifikasi Vespa ala Gading Marten
Baca juga: Piaggio Indonesia hadirkan fitur E-Pre Booking untuk mudahkan konsumen
Vespa GTV “Sei Giorni” II Edition hadir dengan gaya yang mengingatkan pada Vespa klasik jaman dahulu. Karakter yang kuat hadir berkat adanya low headlight yang menduduki mudguard depan, stang yang menyerupai Vespa di masa itu dengan selongsong besi terbuka yang begitu sederhana dan sangat klasik.
Selain itu, klaster instrumen bulat yang elegan ditempati speedometer analog berwarna latar putih dan fairing atas berpoles perunggu menjadi elemen istimewa yang menyelubungi instrumen.
Vespa Sei Giorni juga sudah dilengkapi dengan pencahayaan LED pada set lampu belakang. Untuk keselamatan ekstra, kini sistem pengereman ABS ditambahkan sebagai fitur standar.
Sebagai informasi, skuter asal Italia, ini memiliki sejarah yang panjang melalui ajang kompetsisi sepeda motor off-road tersulit dan paling bergengsi, Sei Giorni Internazionale yang diadakan di Varese, Italia pada tahun 1951.
Sepuluh Vespa diciptakan khusus untuk tim Piaggio Squadra Corse dalam partisipasinya di kompetisi tersebut.
Baca juga: Alasan Vespa boyong produk edisi terbatas ke Indonesia
Baca juga: Terinspirasi gaya 60-an, Vespa luncurkan Sprint 150 dan GTS 300 HPE
Pewarta: KR-CHA
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Credit: Source link