JawaPos.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyinggung unggahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di media sosial Twitter yang tengah membaca buku berjudul ‘How Democracies Die’. Anies mengunggah foto sedang membaca buku di media sosial Twitter pada Minggu (22/11).
Firli menyebut sudah membacanya yang terbit pada 2002. Padahal buku yang dibaca Anies baru terbit pada 2018.
“Kalau kemarin saya lihat ada di media Pak Anies membaca How Democracy Die. Bukunya ada Why Nation Fail, itu udh lama saya baca, tahun 2002 sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, baru bangun. Makannya banyak yang mengkritisi kan, udah lama buku itu,” kata Firli dalam acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK, Selasa (24/11).
Pernyataan itu dilontarkan Firli, saat dia menjelaskan soal bahaya korupsi. Menurut Firli, banyak negara gagal mewujudkan tujuan negara, karena masifnya perbuatan korupsi.
“Kita paham bahwa tindak pidana korupsi ini menjadi perhatian kita bersama dan bukan hanya perhatian bangsa Indonesia, tetapi seluruh dunia memberikan perhatian terhadap korupsi. Karena kejahatan ini adalah kejahatan yang luar biasa, makanya penanganan dilakukan secara luar biasa,” ucap Firli.
Firli tak memungkiri, perilaku korupsi dapat merusak seluruh sendi kehidupan. Dia menyebut, penanganan korupsi dapat dilakukan dengan tiga cara.
Pertama, melakukan penyelamatan keuangan dan negara. Kedua, menjamin tersampaikannya hak-hak politik dan sosial. Ketiga, menjamin keselamatan bangsa dan warga negara. “Tiga hal itu yang harus kita pahami Kenapa kita harus melakukan pemberantasan korupsi,” pungkas Firli.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Muhammad Ridwan
Credit: Source link