JawaPos.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi menguat dalam pekan terakhir 2020. Hal ini dipengaruhi sentimen positif adanya klaim pemerintah Amerika Serikat (AS) tentang vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang mampu menangani varian baru Covid-19. Juga, pernyataan pemerintah Turki mengenai vaksin Sinovac yang efektif dan aman.
Analis Pasar Modal Hans Kwee menuturkan, pelaku pasar saham sempat khawatir mutasi Covid-19 membuat hasil uji coba vaksin tidak efektif. Varian baru itu kali pertama teridentifikasi di Inggris. Akibatnya, pemerintah setempat terpaksa melakukan lockdown. Melarang acara pertemuan keluarga selama liburan Natal.
“Hal itu yang membuat awal pekan lalu pasar saham di bawah tekanan jual,” kata Hans kepada Jawa Pos, Minggu malam (27/12).
Namun, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengklaim mutasi virus tersebut tidak lebih bahaya dari virus flu. Menurut ilmuwan WHO, mutasi Covid-19 diperkirakan jauh lebih lambat daripada influenza. Di sisi lain, Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar, mengatakan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna efektif mencegah penyakit dari varian virus tersebut.
“Hal ini menurunkan kekhawatiran pelaku pasar akan risiko itu,” imbuh Hans.
Kabar baik juga datang dari pernyataan Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca. Dia menyebut, bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan perusahaan biofarmasi Tiongkok Sinovac efektif 91,25 persen dari hasil awal uji coba tahap akhir di Turki. Vaksin tersebut juga aman usai menjalani uji coba secara acak yang melibatkan 7.371 sukarelawan.
Pernyataan itu tentu membawa gairah positif untuk pasar saham tanah air. Mengingat, vaksin Sinovac juga didatangkan oh pemerintah Indonesia pada 6 Desember lalu.
“Biarpun hasil uji coba tahap akhir diperkirakan akan keluar di tengah Januari atau bulan Februari dan masih harus menunggu ijin untuk penggunaan Darurat. Tetapi hasil awal dari uji coba tahap akhir ini menjadi sentimen positif bagi pasar,” bebernya.
Baca juga: Saham BRIS Melesat 375 Poin Pascamerger Bank Syariah BUMN
Hans mengatakan, reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang dilakukan Presiden juga memberi hawa positif bagi pasar saham. Empat dari enam nama menteri baru itu dianggap sosok yang dekat dengan dunia usaha. Baik pebisnis dan bankir. Yakni, Sandiaga Uno, Muh. Lutfi, Budi Gunawan Sadikin, dan Sakti Wahyu Trenggono.
“Dari info dan berita itu IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 6.000 sampai 5.853. Serta resistace di level 6.104 sampai 6.195,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono membenarkan, bahwa pergerakan IHSG sepekan lalu cukup fluktuatif. Pada penutupan perdagangan Rabu lalu (23/12), IHSG turun 14,58 poin atau 0,24 persen di level 6.008,71. Kapitalisasi pasar saham juga ditutup terkoreksi 1,35 persen.
“Dari menjadi Rp7.006,354 triliun dari Rp7.101,974 triliun pada pekan yang lalu,” ucapnya. Begitu pula, investor asing juga mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 390,66 miliar.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Kuswandi
Reporter : Agas Putra Hartanto
Credit: Source link