JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, nilai impor Indonesia pada Januari 2021 mencapai USD 13,34 miliar. Angka tersebut turun 7,59 persen dibandingkan Desember 2020 dan turun 6,49 persen dibandingkan Januari 2020 (atau year-on-year).
Kepala BPS Suhariyanto menjabarkan, meskipun impor migas pada Januari 2021 mengalami kenaikan 4,73 persen senilai USD 1,55 miliar dibandingkan Desember 2020, namun mengalami penurunan 21,90 persen dibandingkan Januari 2020. Sementara, impor nonmigas Januari 2021 mencapai USD 11,79 miliar, atau turun 9 persen dibandingkan Desember 2020, dan turun 4 persen dibandingkan Januari 2020.
Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Januari 2021 dibandingkan Desember 2020 adalah mesin dan peralatan mekanis USD 371,3 juta sebesar 17,16 persen. Sedangkan peningkatan terbesar adalah produk farmasi USD 148,6 juta atau 133,78 persen.
“Ada 4 golongan utama yang turun nilai impor, milsalnya mesin dan peralatan mekanis maupun perlengkapan elektrik, dan serelia yang turun,” ujarnya secara virtual, Senin (15/2).
Adapun negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari 2021 adalah Tiongkok USD 4,15 miliar sebesar 35,18 persen, Jepang USD 0,87 miliar sebesar 7,35 persen, dan Singapura USD 0,69 miliar sebesar 5,82 persen. Sedangkan Impor nonmigas dari ASEAN USD 2,12 miliar atau 18 persen dan Uni Eropa senilai USD 0,75 miliar sebesar 6,40 persen.
“Beberapa impor barang konsumsi yang turun diantaranya bawang putih dari Tiongkok, kemudian daging beku dari India, apel dari Tiongkok, milk and cream dari New Zealand, hingga anggur segar dari Tiongkok,” ucapnya.
Berdasarkan golongan penggunaan barang, nilai impor Januari 2021 terhadap Desember 2020 terjadi penurunan pada barang konsumsi USD 291,7 juta sebesar 17 persen, bahan baku atau penolong USD 267,5 juta sebesar 2,62 persen, dan barang modal USD 537,0 juta sebesar 21,23 persen. Berdasarkan negara asal, kata dia peningkatan impor tercatat dari Afrika Selatan, Kanada, Pakistan, Vietnam, dan Finlandia. Sebaliknya impor dari TIongkok turun tajam.
“Pangsa pasar impor kita tidak berubah, pertama dari Tiongkok, Jepang, Korsel, Singapura, dan Amerika Serikat,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link