Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, Mohammad Ali Jafari (Foto: Financial Tribune)
Ankara – Pengawal Revolusi Iran, Mohammad Ali Jafari menegaskan bahwa pelucutan senjata Hizbullah di Libanon bukan untuk dinegosiasikan. Demikian disampaikan TV pemerintah, Kamis (23/11) .
“Hizbullah harus dipersenjatai untuk berperang melawan musuh bangsa Lebanon, yaitu Israel. Tentu mereka harus memiliki senjata terbaik untuk melindungi keamanan Lebanon. Ini tidak dapat dinegosiasikan,” Jafari.
Ketegangan regional di wilayah tersebut meningkat dalam beberapa pekan terakhir antara monarki Muslim Sunni Arab Saudi dan Iran Syiah, yang membuat pergolakan di Suriah, Irak, Yaman dan Bahrain.
Arab Saudi menuduh Hizbullah yang memiliki senjata berat didukung Iran untuk membantu pasukan Houthi di Yaman dan berperan dalam serangan rudal balistik ke kerajaan awal bulan ini. Iran dan Hizbullah sama-sama menolak klaim tersebut.
Jafari mengulangi sikap Iran mengenai pekerjaan rudal balistik yang disengketakan tersebut. Ia mengatakan program rudal Republik Islam itu untuk tujuan defensif dan dan untuk negosiasi.
Program tersebut bukan bagian dari kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan Barat di mana Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan beberapa sanksi.
“Iran tidak akan menegosiasikan program defensifnya. Tidak akan ada pembicaraan mengenai hal itu,” katanya.
“Ucapan Macron atas kerja rudal kami adalah karena ia masih muda dan belum berpengalaman,” tambahnya
Macron mengatakan awal bulan ini bahwa Teheran seharusnya mengurangi sikap agresifnya di wilayah tersebut dan mengklarifikasi strategi seputar program rudal balistiknya.
TAGS : Iran Hizbullah Libanon Arab Saudi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/25229/Senjata-Hizbullah-di-Lebanon-Bukan-untuk-Dinegosiasikan/