DENPASAR, BALIPOST.com – Tidak tinggal diam, Gubernur Bali Wayan Koster bersama stakeholder terkait serta pelaku usaha telah melakukan langkah-langkah pemulihan ekonomi Bali sejak awal. Diantaranya, memohon tambahan 3 juta vaksin, mendorong kunjungan wisatawan domestik, dan meningkatkan program Work From Bali (WFB).
Juga meningkatkan pertemuan di Bali, meminta agar kunjungan wisman dibuka akhir Juli 2021, mengusulkan program hibah pariwisata, dan perpanjangan membayar cicilan pelaku usaha. Selain itu, pemerintah juga menyukseskan program PEN, mengusulkan pinjaman lunak untuk pelaku usaha pariwisata, dan menggelar PKB ke-43.
Upaya-upaya ini diapresiasi oleh kalangan akademisi dan pengamat ekonomi Bali. Akademisi Universitas Udayana Prof. Wayan Suartana, Minggu (13/6) mengatakan, kesepuluh permohonan atau usulan Gubernur Bali sudah sesuai dengan kebutuhan Bali saat ini.
Mengelola masalah ekonomi dan kesehatan secara beriringan merupakan kebijakan yang harus diambil di tengah-tengah ketidakpastian yang masih melanda. Memang Bali sudah menunjukkan kecenderungan landai dalam pola data angka terinfeksi, tetapi jangan sampai lengah dan terlalu percaya diri. Kelengahan dan kepercayaan diri berlebihan akan kontra produktif dengan akselerasi pemulihan ekonomi Bali.
Terutama soal rencana open border hendaknya dihasilkan dari sebuah kajian ilmiah dan masukan para ahli. Asumsinya, kalau pertengahan Juli masyarakat Bali sudah tervaksin 80%, secara teoritis itu sudah masuk kategori Herd Immunity. “Ini adalah syarat penting untuk open border tetapi tidak cukup sampai di situ. Harus juga disertai syarat perlunya kebijakan open border tidak mengendorkan upaya testing dan tracing,” ujarnya.
Protokol kesehatan tetap berlaku karena dengan cara itu pemulihan ekonomi secara perlahan menuju titik normal. Fasilitas pendukung dan SDM kesehatan perlu disiapkan mengantisipasi kebijakan open border ini. Kebijakan open border perlu diperkuat dalam bidang-bidang lain yang saling mendukung dan menguatkan. “Ini adalah sebuah ikhtiar mengurai benang kusut ambruknya ekonomi Bali,” imbuhnya.
Pengamat ekonomi Unud Prof. Wayan Ramantha menilai, jika open border dilakukan, tentu keramaian akan meningkat. Ketika keramaian meningkat dan paradigma sehat dari Covid 19 masih “lagu lama” alias pakai masker jika ada polisi atau Satgas, maka itu akan menyebabkan Covid 19 kembali mengalami peningkatan. “Apalagi ada varian baru, itu artinya pariwisata tidak kita promosikan dengan baik. Alhasil pembukaan awal border internasional akan bisa kita lakukan tapi grand opening engga bisa, ditutup lagi seperti di Jawa. Ini yang sangat perlu digarisbawahi,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)
Credit: Source link