Bikin Pusing, Waspada Risiko Gunakan Paylater dengan Cara yang Salah

Bikin Pusing, Waspada Risiko Gunakan Paylater dengan Cara yang Salah

JawaPos.com – Semenjak awal kemunculannya beberapa tahun lalu, paylater membuka opsi pembayaran baru yang mampu memudahkan aktivitas berbelanja penggunanya. Pemakaian produk ini juga turut membantu konsumen dan e-commerce dalam meningkatkan transaksi belanja karena tagihannya bisa dibayarkan di lain waktu.

Akan tetapi, keunggulan yang ditawarkan oleh fitur tersebut juga berbanding lurus dengan risiko yang diberikannya. Tak sedikit pengguna yang mengeluhkan pemakaian paylater malah menimbulkan masalah finansial di belakang. Karena terlalu sering berbelanja menggunakan layanan tersebut, tagihannya menjadi terlalu besar sehingga tak sanggup untuk dilunasi.

Menanggapi masalah tersebut, tentu pemakaian layanan paylater harus dibarengi dengan rasa tanggung jawab untuk melunasi tagihannya hingga tuntas. Memang terkesan mudah dan seringkali dianggap sebagai cadangan uang. Namun, fitur paylater memiliki beberapa risiko yang perlu dipahami oleh penggunanya agar tak disalahgunakan, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Ada Beban Bunga yang Sering Luput dari Perhatian
Kemudahan layanan paylater sebagai alat pembayaran rentan membuat penggunanya tak berpikir dua kali untuk memanfaatkannya. Setiap kali melakukan aktivitas belanja, mereka tak ragu menggunakan paylater untuk membayar transaksinya. Padahal, untuk setiap transaksi yang dibayar dengan alat pembayaran tersebut akan dikenakan bunga dan sejumlah biaya lainnya, seperti, iuran tahunan dan biaya administrasi, sesuai dengan kebijakan penyedia layanannya.

Fakta inilah yang sering kali luput dari perhatian. Tak mengherankan hal ini terjadi karena penyedia paylater tak selalu terang-terangan memberitahukan tentang adanya bunga dan biaya-biaya lainnya tersebut.

Padahal, inilah yang menjadi alasan utama mengapa tagihan paylater umumnya lebih besar ketimbang nominal transaksi aslinya. Dalam kata lain, kalau terlalu sering menggunakan layanan ini tanpa mempertimbangkan beban biaya tersebut, sudah pasti tanpa sadar pengeluaran akan membengkak dan cicilannya rentan tak mampu diatasi oleh keuangan.

2. Syarat Longgar Membuat Pengguna Merasa Ringan Gunakan Paylater
Fitur paylater pada dasarnya memiliki cara kerja yang sangat mirip dengan kartu kredit. Yang membedakan adalah paylater dapat diajukan dengan syarat dan proses yang jauh lebih mudah dan simpel. Bahkan, cukup dengan melampirkan KTP saja, siapa saja dapat menjadi pengguna paylater untuk menyelesaikan transaksi belanja apa pun.

Tapi, jangan sampai syarat penggunaan yang longgar tersebut dijadikan sebagai alasan untuk bertransaksi secara berlebihan hingga jumlah tagihannya tak terkendali. Kalau sampai menunggak cicilan, ada sejumlah konsekuensi yang harus siap Anda tanggung, seperti, pembekuan akun, ditariknya akses paylater, hingga dibawa ke jalur hukum.

3. Memengaruhi Skor Kredit di Layanan Aplikasi yang Sama
Konsekuensi selanjutnya dari pemakaian paylater dengan cara yang salah adalah memperburuk skor kredit. Tidak jarang aplikasi penyedia layanan paylater ini memiliki layanan lain seperti pinjaman dana online yang memiliki skor kredit gabungan.

Seperti yang sudah luas dipahami, skor kredit memiliki pengaruh krusial terhadap potensi diterimanya pengajuan pinjaman jenis lain. Hal ini juga berlaku dalam layanan pinjaman di aplikasi yang sama.

Jika sampai skor kredit negatif, pengajuan pinjaman atau kredit lain di aplikasi yang sama yang sudah pasti akan mendapat penolakan. Kalaupun dikabulkan, Anda biasanya akan diberikan sejumlah persyaratan khusus, serta limit kredit yang amat kecil.

Dalam kata lain, benefit dari mengajukan pinjaman akan berkurang drastis dan mungkin tidak akan cukup menjadi solusi untuk mengatasi masalah keuangan yang bakal Anda hadapi di masa mendatang. Karena alasan ini, menggunakan layanan paylater lainnya dengan bijak dan penuh perhitungan menjadi hal yang wajib dilakukan setiap penggunanya.

4. Terdapat Denda Keterlambatan saat Terjadi Penunggakan
Risiko terakhir dari cara penggunaan paylater yang salah adalah adanya denda keterlambatan yang harus dibayar ketika menunggak pembayaran tagihan paylater. Tergantung dari kebijakan masing-masing layanan, denda keterlambatan ini bisa bernominal kecil maupun besar, dan bisa dihitung secara harian, mingguan, ataupun bulanan.

Mengesampingkan besar atau kecil jumlahnya, denda keterlambatan ini sudah pasti akan membengkakkan pengeluaran untuk hal yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Ditambah dengan bunga dan biaya lainnya, dampaknya bagi kondisi keuangan bisa sangat terasa membebani.

Gunakan Paylater dengan Tepat untuk Hindari Risiko dan Maksimalkan Manfaatnya
Kebanyakan kasus tagihan paylater yang membengkak disebabkan pemakaian yang salah oleh penggunanya. Penyebabnya beragam, bisa jadi karena memang menganggap layanan tersebut sebagai ‘uang lebih’, atau tak menyadari risiko yang mungkin ditimbulkannya. Untuk itu, agar dapat memanfaatkan paylater dengan bijak, pastikan untuk memahami risikonya yang telah disebutkan di atas ya.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : ARM


Credit: Source link

Related Articles