Dalam digitalisasi SPBU, Pertamina Patra Niaga telah menerapkannya di 5.518 SPBU, sedangkan aplikasi MyPertamina hingga Agustus telah memiliki 15.2 juta pengguna, dan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan mobil tangki telah diterapkan Smart Moda Transportasi (SmartMT).
Baca juga: Kilang Cilacap Pertamina raih sertifikat ISO 50001:2018
“Sudah menjadi komitmen kami untuk mengikuti tren sekaligus memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung operasi perusahaan menjadi lebih efektif, efisien, aman, dan handal dalam melayani pelanggan kami,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, SHC&T, Putut Andrianto, dalam siaran pers, Jumat.
Dengan komitmen Go Digital tersebut, saat ini Pertamina Patra Niaga terus memperluas program digitalisasinya, yakni New Gantry System (NGS), digitalisasi di Fuel Terminal (FT) atau Integrated Terminal (IT). Selain itu, untuk maskapai penerbangan pelanggan produk Avtur, Pertamina Patra Niaga juga sedang mengembangkan Digital Ground Operation (DGO).
NGS adalah digitalisasi otomatisasi proses operasi di FT/IT yang sebelumnya masih dioperasikan secara manual. Secara umum, NGS memiliki 2 (dua) aspek keunggulan, yakni secara aspek operasi serta secara aspek keamanan atau health, safety, security, and environment (HSSE).
Baca juga: Pakar: Restrukturisasi Pertamina sejalan dengan konstitusi
Secara aspek operasi, NGS memiliki keunggulan dibandingkan pengoperasian terminal BBM yang lama. Dari sisi proses pengisian ke mobil tangki, keunggulan NGS adalah flowrate pengisian mencapai 2.200 per menit dibandingkan sebelumnya 800 liter per menit.
Dengan sistem itu memungkinkan untuk multiproduct filling yakni pengisian produk berbeda secara bersamaan, dan membutuhkan operator pengisian manual diganti berkat pompa otomatis yang lebih tepat takaran dan hemat energi.
Secara tata letak dan perawatan, NGS juga menawarkan keunggulan, seperti tata letak yang lebih ringkas, misalkan sebelumnya ada 64 filling shed, dengan NGS hanya butuh 12 filling. Tata letak ini juga dirancang untuk mendukung efektivitas antrean mobil tangki.
Penggunaan pipa juga dirancang untuk berada di atas tanah, sehingga memudahkan perawatan dan fleksibilitas.
Dari aspek HSSE, NGS juga memiliki beberapa keunggulan, seperti interlock system untuk menghindari tumpahan, emergency shutdown yang dapat menghentikan seluruh operasi penyaluran dalam waktu 3 detik jika terjadi keadaan darurat, penggunaan foam system di seluruh filling shed, dan penempatan CCTV di seluruh filling shed untuk pengawasan real time.
“Seluruh keunggulan dan otomatisasi ini kemudian kami pantau melalui aplikasi Fuel Distribution Information System (FDIS) dan control room terintegrasi di terminal BBM, kami sebut dengan Terminal Automation System,” jelas Putut.
Saat ini ada 11 Terminal yang sudah menggunakan NGS antara lain di Medan Group, Kertapati Palembang, Panjang Lampung, Tanjung Gerem Merak, Jakarta Group, Bandung Group, Balongan, Pengapon, Rewulu, Boyolali, dan Surabaya Group. Ke depan sudah direncanakan NGS di FT Cikampek dan FT Manggis Bali.
Sebagai bentuk pelayanan optimal bagi maskapai penerbangan sebagai pelanggan utama produk Avtur, Pertamina Patra Niaga turut menyajikan inovasi digitalisasi yakni DGO. Dengan DGO, proses pengisian Avtur ke pesawat akan terintegrasi secara real time, mulai dari proses penjadwalan, penugasan operator, total volume Avtur saat pengisian, hingga proses pembayaran semua diatur secara digital.
Baca juga: KKP panggil Pertamina bahas penanganan tumpahan minyak di Aceh
Baca juga: Manajemen Pertamina Mandalika silaturahmi ke rumah Bo Bendsneyder
Pewarta: S026
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link