JawaPos.com – Persoalan stunting masih terus menghantui pertumbuhan bayi dan anak-anak Indonesia. Karena bayi dengan berat lahir kurang dari 2,5 kg akan berisiko mengalami gagal tumbuh atau stunting, bahkan dapat mengancam keselamatan jiwanya.
Di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, data dari RSUD Abdul Rivai, menyebutkan jumlah bayi berat lahir rendah terus mengalami peningkatan. Saat ini, terdapat 11 bayi dengan kondisi berat lahir rendah bahkan ada yang hanya seberat 750 gram atau kurang dari 1 kg.
Mersepons hal itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, bayi-bayi yang lahir dengan berat badan di bawah kondisi normal tersebut berpeluang besar menjadi stunting.
“Ini harus kita cegah. Peluangnya untuk menjadi stunting kalau tidak ditangani sungguh-sungguh,” kata Muhadjir saat berkunjung ke RSUD Abdul Rivai, sebagaimana dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com, Rabu (3/11).
Menurut informasi RS, bayi dengan berat lahir kurang dari 1.500 gram berhubungan dengan permasalahan adaptasi pernafasan. Hal itu karena paru-paru bayi tersebut kecil dan belum matang sehingga memerlukan alat bantu nafas mekanis yang dinamakan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP).
Sementara, bayi berat antara 1.500 sampai dengan 2.000 gram seharusnya bisa lebih bertahan hidup. Namun, kedua kelompok itu memerlukan upaya khusus dengan level 2 sampai 3 tergantung adaptasi pernafasan saat hari pertama serta dukungan alat medis dan dokter spesialis anak juga dukungan gizi sesuai berat badan dan umur kehamilan.
Credit: Source link