Kasus Omicron 136 Orang, Jangan Egois Ingin ke Arab Saudi dan Turki

Kasus Omicron 136 Orang, Jangan Egois Ingin ke Arab Saudi dan Turki

JawaPos.com–Kasus Covid-19 varian Omicron total menjadi 136 orang. Kasus itu mayoritas tertular dari perjalanan ke luar negeri. Rata-rata, pulang dari Turki dan Arab Saudi terbanyak. Dan hanya ada 1 kasus lokal yang dialami warga Medan saat berkunjung ke Jakarta.

Kasus Omicron di Indonesia bertambah 68 orang pada Jumat (31/12), sehingga total kasus konfirmasi sebanyak 136 orang. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan, 68 kasus baru berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Sebanyak 11 di antaranya merupakan WNA.

Nadia mengimbau masyarakat untuk menahan diri tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi. Dia meminta masyarakat jangan egois.

”Jangan egois, harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan Covid-19 yang sangat tinggi. Seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Kita harus bekerja sama melindungi orang terdekat kita dari tertular Covid-19. Mari kita menahan diri,” tegas Nadia dalam keterangan resmi Kemenkes, Sabtu (1/1).

”Semua kasus merupakan pelaku perjalanan luar negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” tambah dia.

Dari 68 kasus konfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang, dan 9 orang lainnya tanpa keterangan.

Data WHO, dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta dan dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan, didapat hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron. Akan tetapi diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau ICU yang lebih rendah dibandingkan dengan periode Delta.

Artinya varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah. Walaupun begitu, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat.

”Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan,” ucap Siti Nadia Tarmidzi.

Editor : Latu Ratri Mubyarsah

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Credit: Source link

Related Articles