DENPASAR, BALIPOST.com – Pameran IKM Bali Bangkit memberi kontribusi besar bagi para pelaku UMKM di tengah pandemi. Bahkan pameran yang digagas Ketua Dekranasda Bali, Putri Suastini Koster, ini telah menjadi oase dan wahana baru showcase UMKM Bali yang berkualitas. Hal ini karena komitmen Dekranasda, Bank BPD Bali dan BaliMall.id bersama stakeholder terkait dalam menyuguhkan produk-produk berkualitas dari UMKM Bali.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi
Bali, Trisno Nugroho, Minggu (23/1) mengatakan, efektivitas pameran Bali Bangkit bisa dilihat dari penjualan sejak tahun lalu dan terus meningkat. Pameran ini sebagai showcase UMKM Bali dan
sekaligus penetrasi digitalisasi, baik pembayaran memakai QRIS dan on boarding UMKM di market place BaliMall.id.
“Dengan UMKM on boarding ke marketplace, pasarnya akan menjadi lebih luas. Pasarnya
tidak hanya di Bali, tapi juga di luar Bali,” imbuhnya.
Selain itu, banyak produk unik berkualitas mendapat kesempatan dalam memamerkan produknya.
“Karena peserta dapat bergantian pameran dari wakil-wakil di kabupaten dan Art Center pun menjadi wahana baru, pusat UMKM Bali yang berkualitas dengan harga yang sesuai. Pameran UMKM Bali Bangkit juga menjadi tempat pembeli yang rindu Bali dan belanja di Bali. Bagi belum sempat ke Bali bisa membeli melalui marketplace,” ungkapnya.
Pameran Bali Bangkit yang digelar selama ini menurut para pelaku UMKM dapat memberikan efek yang signifikan dalam pengenalan dan branding produk-produk UMKM Bali. Terlebih di masa pandemi, Pameran Bali Bangkit sebagai ajang promosi pemasaran dan merupakan kesempatan langka.
“Pameran ini menurut saya, seperti oase di gurun
pasir. Kesempatan yang sangat langka di saat Pandemi ini kita sangat butuh strategi agar UMKM tetap jalan,” ujar dr Luh Sriadi, pemilik Tenun Songket Jembrana, Putri Mas Collection.
Dengan adanya program bapak angkat bagi UMKM
di Bali Bangkit ini sangat membantu untuk UMKM
berkembang. Seperti yang telah dirasakan Putri Mas
Collection yang menjadi salah satu binaan BI. “Bank Indonesia sangat mendukung kami, dari segi penambahan ilmu, pendampingan, promosi dan
lain-lain hingga kami bisa berkembang seperti saat ini,” kata Sriadi.
Menurut Trisno Nugroho, showcasing produk
UMKM Bali juga dilakukan di sepanjang koridor kedatangan domestik Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Sehingga upaya-upaya dalam rangka Bali Bangkit tidak setengah-tengah dilakukan tapi secara tuntas.
Menurutnya, Pameran Bali Bangkit tidak hanya
mendigitalisasi UMKM Bali tapi juga mendigitalisasi
alat pembayarannya dengan QRIS. Upaya ini sejalan dengan program Bank Indonesia yaitu UMKM yang Sehat, Inovatif, Aman Pakai QRIS, Bali Bangkit.
“Dengan alat pembayaran nirsentuh yang terdistribusi
secara masif, maka bukan hanya kita meningkatkan
kapasitas dari UMKM dan pelaku usaha di sini, tapi kita juga mematuhi protokol kesehatan pascapandemi, sehingga kita bisa menjaga
angka penularan Covid-19 terkendali dan pada akhirnya mempercepat travel corridor pariwisata,” ungkapnya.
Sriadi menilai UMKM sangat perlu bimbingan. Sebab
seperti yang dirasakannya di awal merintis, ia meyakini masih banyak UMKM yang bingung harus bagaimana. Terutama bagaimana mencari pasar yang tepat dan memadai. “Dekranasda juga sudah sangat bagus dan mendukung dalam berpromosi. Program yang sudah berjalan agar lebih ditingkatkan,” kata dia.
Kunci maju, menurutnya, adalah branding. Sebab Bali
sejatinya memiliki banyak potensi UMKM yang dapat
maju dan menjual hingga pasar dunia namun terkendala branding. “Di sini pentingnya membangun branding. Menjaga kualitas,” pungkasnya. (Citta Maya/Surya Dharma/balipost)
Credit: Source link