DENPASAR, BALIPOST.com – Reproduksi efektif (Rt) Indonesia mengalami kenaikan menjadi 1,13 persen dan terjadi hampir di seluruh pulau. Terkait kasus di luar Jawa-Bali relatif masih rendah yaitu 13,9 persen dari total kasus harian nasional, namun sejak 24 Januari sudah mulai terjadi lonjakan dan akan dimonitor 2-3 minggu ke depan. Demikian dikemukakan Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali, Airlangga Hartarto, Senin (14/2), dalam keterangan virtualnya.
Ia mengatakan kasus harian dan perawatan RS mengalami peningkatan di 10 provinsi dari 15 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali. Meskipun kasus masih lebih tinggi dari pada Delta, namun perawatan di RS masih lebih rendah dan dalam tahapan situasi terkendali. “BOR COVID-19 di RS dan Isoter, rasionya masih rendah, yaitu 30,52 persen. Untuk BOR seluruh provinsi luar Jawa-Bali kurang dari 20 persen, kecuali Sumatera Selatan 30 persen, Papua Barat 25 persen, Kalsel (Kalimantan Selatan) 23 persen, Sulut (Sulawesi Utara) 23 persen, dan Bengkulu 21 persen,” jelasnya.
Ditambahkannya, kasus di NTB sudah melampaui Delta, yaitu hariannya mencapai 549 kasus. Namun, perawatan di RS masih rendah, yaitu 273 kasus. “Saat Delta kemarin, rumah sakitnya bisa mencapai 820. Demikian pula di Papua, yang kasusnya sudah 615, kasus di RS masih 119. Pada saat Delta yang lalu bisa mencapai 618,” ungkap Airlangga.
Terkait isoter masih terkendali di level 22,8 persen dan pemerintah daerah diminta mempersiapkan dua sampai tiga kali kapasitas isoter.
Pelaksanaan PPKM luar Jawa-Bali akan diperpanjang selama 2 minggu ke depan, dari 15 hingga 28 Februari. Dengan kriteria berdasarkan level asesmen situasi pandemi, dari 386 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali jumlah yang menjalani PPKM level 1 menurun dari 164 menjadi 63 kabupaten/kota. Sedangkan ppkm level 2 turun dari 208 menjadi 205 kabupaten/kota. Jumlah PPKM level 3 meningkat dari 14 menjadi 118 kabupaten/kota. (Diah Dewi/balipost)
Credit: Source link