“Di setiap masalah itu kita harus jeli untuk melihat potensinya. Kita melihat bahwa ekspor produk-produk dari Rusia, dari Ukraina, dan Belarusia kepada negara-negara di dunia, akibat embargo, akibat dari sanksi ini tentu menjadi potensi bagi produk-produk Indonesia untuk bisa mengisi,” ucap Agus di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, adanya larangan ekspor terhadap produk dari Rusia bisa dimanfaatkan oleh Indonesia. Agus mengatakan pihaknya telah memetakan produk-produk apa saja yang bisa diekspor oleh Indonesia untuk mengisi kekosongan produk dari Rusia.
“Ini sudah kami petakan produk-produk mana saja yang bisa kita isi,” kata dia.
Baca juga: Aset 2 miliar Euro Mercedes-Benz terancam nasionalisasi Rusia
Selain itu, lanjut dia, terdapat potensi lain yang bisa dibidik Indonesia dari konflik Rusia dan Ukraina, yakni adanya pemindahan atau relokasi unit bisnis dari Rusia yang dilakukan perusahaan multinasional.
“Perusahaan-perusahaan multinasional, khususnya yang berbasis negara-negara Barat itu mereka sedang mencari tempat lain, relokasi. Ini tantangan bagi kita, suatu potensi bagi kita untuk bisa menarik mereka keluar dari Rusia dan masuk ke Indonesia,” ucap Agus.
Dalam kesempatan itu, Agus menyampaikan bahwa dampak langsung dari adanya konflik antara Rusia dan Ukraina terhadap Indonesia tidak terlalu signifikan.
Indonesia, kata dia, telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi untuk meminimalisir berbagai dampak yang timbul dari konflik tersebut.
“Memang dampak langsung dari konflik antara Rusia dan Ukraina ini tidak terlalu besar, semuanya bisa kita mitigasi baik itu impor bahan baku, gandum, sebagian dari logam, dan juga ekspor kita di sana juga bisa kita mencari alternatif pasarnya,” kata Agus.
Baca juga: China tolak tuduhan persenjatai Rusia
Baca juga: Pabrik Suzuki Hungaria tangguhkan ekspor mobil ke Rusia dan Ukraina
Baca juga: Volkswagen ingatkan risiko krisis Ukraina terhadap rantai pasokan
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Credit: Source link