Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat memberikan keterangan pers
Jakarta – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte tak takut saat China membagun pangkalan militer di sebuah pulau di Laut China Selatan, yang dekat wilayah Filipina. Menurutnya, pangkalan tersebut tidak dibuat untuk menyerang negara-negara Asia, melainkan untuk Amerika Serikat.
“Ini (pangkalan) tidak dimaksudkan untuk kita, “ ujar Duterte dilansir SCMP.
“Ini benar-benar ditujukan untuk melawan orang-orang yang akan menghancurkan China, dan itu adalah Amerika,” lanjutnya.
Duterte juga menyalahkan pemerintah Filipina yang dulu karena tidak membangun pertahanan negara di kepulauan Spratly, yang dikenal di China sebagai Kepulauan Nansha pada saat Beijing baru mulai membangun pulau buatannya.
“Kami dulu tidak melakukan apa-apa,” keluh Duterte.
Cina dan Filipina telah lama bertengkar di Laut Cina Selatan, namun hubungan telah membaik di bawah kepemimpinan Duterte, yang telah menanti Beijing dengan harapan dapat memenangkan bisnis dan investasi.
Pada tahun 2014 lalu, Beijing mulai memperluas tujuh fitur di Spratly, reklamasi dan pembangunan pulau-pulau buatan yang sekarang menjadi pangkalan militer dengan landasan terbang, pelabuhan dan rudal anti-udara dan permukaan-ke-permukaan berdasarkan foto satelit dan udara.
Duterte menambahkan, bahwa ia takkan mempertaruhkan nyawa warga Filipina untuk menyerang China, lantaran hal itu merupakan sesuatu yang tidak perlu untuk dilakukan.
“Saya tidak akan membiarkan warga saya mati untuk hal yang tidak perlu, dan saya tidak akan melakukan pertempuran yang tidak dapat saya menangkan,” tambahnya.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/29450/Filipina-Tak-Takut-China-Bangun-Pangkalan-Militer/