Jumlah Pengusaha Indonesia Masih Kurang untuk jadi Negara Maju

Jumlah Pengusaha Indonesia Masih Kurang untuk jadi Negara Maju

JawaPos.com – Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Mardani H Maming menyebut, saat ini jumlah pengusaha di Indonesia hanya sekitar 3,4 persen. Jumlah ini masih kurang untuk menjadi syarat sebagai negara maju, karena untuk menjadi negara maju, Indonesa membutuhkan jumlah pengusaha 12 hingga 14 persen.

Hipmi sendiri merupakan kawah candradimuka para pengusaha muda yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kemampuan para kadernya untuk menjawab tantangan zaman. “Hipmi selalu membekali kader-kadernya melalui pendidikan dan pelatihan. Dengan skill yang memadai dapat mendorong terwujudnya sumber daya manusia (SDM) yang kreatif, berkualitas dan berdaya saing, serta melek teknologi dan informasi,” kata Mardani H Maming di Jakarta, Jumat (27/5).

Ia mengungkapkan, dalam mendirikan organisasi ini, dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda. Dalam perjalanannya sampai terjadinya krisis ekonomi pada 1998, Hipmi yang didirikan pada 10 Juni 1972 oleh Abdul Latief ini, tidak saja mencetak kader pengusaha, tapi juga melahirkan para pemimpin muda dengan tampilnya tokoh-tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional.

“Saat ini setidaknya ada empat mantan ketua umum Hipmi yang menjadi menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi-Maruf Amin. Empat menteri yang dimaksud ialah Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia,” jelasnya.

Di samping itu, Hipmi juga ikut serta memantau kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. Pihaknya pun mencermati perkembangan situasi perekonomian Indonesia, dan memandang perlu menyikapi serta mengambil langkah-langkah strategis.

Mulai dari membuka akses pasar global bagi UMKM, mendorong digitalisasi para pengusaha dan melahirkan pengusaha dari berbagai lembaga pendidikan seperti pesantren, perguruan tinggi hingga sekolah menengah atas.


Credit: Source link

Related Articles