Dia menegaskan bahwa Ford ingin berinovasi melalui kemampuan perangkat lunak over-the-air (OTA) yang disebut Ford Pro dan Ford Pro Commercial.
Banyak fitur yang rencananya akan dimonetisasi, seperti fitur bantuan pengemudi tingkat lanjut seperti BlueCruise dan ActiveGlide yang memungkinkan pengemudi tak perlu banyak bergerak di belakang kemudi. Farley juga mengatakan ingin memasukkan fitur otonom yang akan rilis beberapa waktu ke depan.
“Saya benar-benar percaya bahwa dulu kita menggunakan ponsel untuk melakukan panggilan, kemudian ditanamkan sistem dan dipasang sensor. Semua perangkat lunak itu memungkinkan ponsel tak hanya bisa digunakan untuk melakukan panggilan,” kata Farley, dikutip dari Carscoop, Senin.
“Hal serupa juga akan terjadi di industri kita. Saya melihat ada kekuatan untuk ADAS, tidak hanya di Tesla, tapi kita semua juga,” lanjut dia.
Farley pun berpikir bahwa Ford dapat mematok biaya yang jauh lebih tinggi dari Tesla.
“Jika kita bisa membuat orang tidur di dalam mobil, memberi waktu 45 menit untuk kembali dalam perjalanan, pergi bekerja 45 menit kemudian, pulang 45 menit lebih awal, ini akan menjadi (seharga) puluhan ribu dolar,” ujar dia.
“Saya percaya ketika kita bisa menggunakan banyak perangkat lunak ke mobil dan Anda memiliki sensor yang hebat, ini akan mengubah pengalaman menjadi lebih produktif, akan ada ekspansi pendapatan yang besar,” imbuhnya.
Baca juga: Solid Power akan kirim sel baterai solid-state pertama ke BMW dan Ford
Baca juga: Ford investasi Rp53 triliun produksi kendaraan listrik dan bensin
Baca juga: Tata Motors akan beli pabrik Ford di India untuk produksi EV
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Credit: Source link