JawaPos.com – Bicara soal rokok seringkali bersebrangan dari sisi kesehatan dan keuntungan ekonomi. Indonesia dinilai tengah berada di persimpangan antara memerangi dampak negatif dari konsumsi rokok dan ketergantungan tinggi terhadap IHT (Industri Hasil Tembakau) dari sisi finansial.
Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Andreas Budi Widyanta menilai Indonesia memerlukan kebijakan yang terintegrasi dalam menyikapi dinamika di Industri Hasil Tembakau (IHT) nasional. Hal ini demi mencapai titik temu yang bisa menjawab beragam isu dan tantangan yang melingkupi industri ini.
Menurutnya, untuk menghasilkan kebijakan yang terintegrasi ini, pemerintah perlu bersinergi melakukan kajian mendalam beragam aspek terkait IHT. Aspek tersebut, tidak hanya dari sisi kesehatan tetapi juga tenaga kerja, perindustrian, pertanian tembakau, kimia, ekonomi, sosial budaya, dan lainnya.
“Kajian ini juga harus didukung dengan periset yang andal pada bidangnya serta pengembangan laboratorium mumpuni,” katanya kepada wartawan baru-baru ini.
Terkait dengan kebijakan IHT, Widyanta mengatakan kebijakan yang terintegrasi memerlukan kajian mendalam terhadap tenaga kerja, perindustrian, dan pertanian tembakau. Menurutnya, negara perlu serius menyikapi ini.
“Dan jangan ketika negara perlu biaya, komoditas ini dijadikan perahan. Itu menjadi urusan setiap kementerian hingga pemerintah kabupaten,” kata dia.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link