Incar Pendapatan Hampir Rp 2,5 Triliun Tahun 2022, ini Strategi RMKE

Incar Pendapatan Hampir Rp 2,5 Triliun Tahun 2022, ini Strategi RMKE

JawaPos.com – Kinerja PT RMK Energy Tbk dalam tiga tahun terakhir ini terus memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Tahun lalu, emiten dengan kode ticker RMKE tersebut membukukan pendapatan usaha Rp 1,865 triliun.

Angka ini naik dari tahun 2020 yang sebesar Rp 635 miliar dan tahun 2019 yang sebesar Rp 559 miliar. Dengan kinerja tersebut, maka CAGR PT RMK Energy Tbk mencapai 83 persen.

“Perseroan membukukan laba kotor pada tahun 2021 sebesar Rp 327 miliar, naik dari tahun 2020 yang sebesar Rp 111 miliar dan tahun 2019 yang sebesar Rp 99 miliar,” kata Direktur Utama RMKE Tony dalam paparan publik, Rabu (21/7).

Sementara itu, untuk tahun ini, perseroan memproyeksikan pendapatan sebesar Rp 2,476 triliun. Proyeksi ini didasarkan dari sejumlah kerja sama baru yang perseroan dapatkan dengan tambang-tambang di sekitar stasiun yang dibangun.

“Ada pula dengan peningkatan volume penjualan batu bara dari batu bara yang saat ini kita beli dan kita produksi,” ungkap Direktur Keuangan RMKE Vincent Saputra.

Mengenai kinerja perusahaan di 2021 sangat baik namun tidak ada pembagian dividen, Vincent menjelaskan perseroan masih melihat pengembangan potensi yang masih cukup besar. Perseroan merasa investasi ini penting untuk mendorong kinerja RMKE ke depannya.

“Maka kami di 2021 tidak bagi dividen, dan fokus ke pertumbuhan dan pengembangan perusahaan,” terangnya.

Belanja modal yang disiapkan RMKE tahun ini sebesar Rp 174 miliar. Pada kuartal I telah terserap Rp 18 miliar, yang mana Rp 13 miliarnya untuk belanja mesin dan peralatan, dan sisanya Rp 5 miliar untuk mengerjakan aset dalam penyelesaian.

Sejumlah kegiatan usaha perseroan ada tahun 2022 ini, telah mulai beroperasi. Pertama adalah tambang batu bara dari anak perusahaan, yaitu PT Truba Bara Banyu Enim (TBB), yang mulai beroperasi dan melakukan penjualan pada Februari 2022.

Kedua, mulai beroperasinya stasiun muat kereta api khusus batu bara yang dimiliki anak usaha yaitu PT Royaltama Mulia Kencana yang mulai melakukan pemuatan pada Februari 2022. Ketiga, beroperasinya Container Yard (CY) 3B, pada bulan Juni 2022, yang telah meningkatkan kapasitas bongkar batu bara.

Dengan keberadaan terminal terintegrasi itu, perseroan menargetkan bahwa pelabuhan tersebut mampu mengapalkan minimal 25 juta ton per tahun. Sementara itu, target lain adalah menyeimbangkan stasiun pembongkaran kereta api dengan kapasitas minimal 17 juta ton dan dapat ditingkatkan lagi.

Dalam kesempatan sama Direktur Operasional William Saputra mengatakan, dengan mulai beroperasinya tambang batu bara PT Truba Bara Banyu Enim, RMKE optimistis produksi batu bara mencapai 1,25 juta ton per tahun. Ini sesuai dengan Rencana Kerja Anggaran dan Belanja (RKAB) yang telah disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Meningkatnya produksi batu bara otomatis akan meningkatkan kinerja perseroan baik dalam jasa loading maupun penjualan batu bara yang saat ini harga serta permintaannya dari ekspor dan domestik sangat tinggi. Dalam penjualan batu bara ini, RMKE juga mengikuti regulasi pemerintah berupa DMO (Domestic Market Obligation) sebesar 25 persen.

“Dan bahkan kami bisa sampai 30 persen. Sisanya ekspor ke China dan Thailand,” ungkap William.

Ditambahkan Tony, saat ini fokus utama perseroan memang di Sumatera Selatan. Namun, perseroan juga memikirkan ekspansi yang punya potensi cukup besar yakni di Jambi.

“Hampir tipikalnya, di sana ada tambang batu bara, tapi tidak punya infrastruktur pelabuhan muat batu bara yang cukup bagus. Jadi, perseroan sedang memikirkan ekspansi ke Jambi untuk beberapa tahun ke depan,” pungkasnya.


Credit: Source link

Related Articles