JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor Indonesia pada Agustus 2022 tembus USD 22,15 miliar. Nilai tersebut naik 3,77 persen dibandingkan pada Juli 2022 (month-to-month) atau naik 32,81 persen dibandingkan Agustus 2021 (year-on-year).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, impor Indonesia sepanjang bulan lalu masih didominasi oleh impor nonmigas. “Impor nonmigas Agustus 2022 senilai USD 18,45 miliar, naik 9,23 persen dibandingkan Juli 2022 atau naik 26,11 persen dibandingkan Agustus 2021,” kata Setianto dalam konferensi pers, Kamis (15/9).
Ia juga menyebut, peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar pada Agustus 2022 adalah mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya sebesar USD 357,2 juta atau naik 13,63 persen dibandingkan Juli 2022.
Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari hingga Agustus 2022 adalah Tiongkok USD 44,59 miliar (33,7 persen); Jepang USD 11,35 miliar (8,60 persen); dan Thailand USD 7,68 miliar (5,44 persen). Impor nonmigas dari ASEAN tercatat USD 18,93 miliar (17,61 persen) dan Uni Eropa USD 6,73 miliar (5,82 persen).
Sementara itu, kata dia, impor migas pada Agustus 2022 senilai USD 3,7 miliar mengalami penurunan sebesar 16,92 persen dibandingkan Juli 2022 atau naik 80,63 persen dibandingkan Agustus 2021.
“Peningkatan impor ini tidak sebesar Agustus 2021 yang mencapai 55,26 persen,” jelasnya.
Adapun, impor bahan baku atau penolong menyumbang 75,65 persen dari total impor pada Agustus 2022. Jika dirinci, impor bahan baku atau penolong sebesar USD 16,76 miliar, barang modal USD 3,54 miliar, dan barang konsumsi USD 1,85 miliar pada Agustus 2022.
Sementara itu, Setianto menambahkan penurunan impor migas diakibatkan oleh minyak mentah dan hasil minyak. Berdasarkan negara asal, penurunan impor terbesar terjadi dari Singapura yang mencapai USD 73 juta.
Adapun penurunan terbesar mesin perlengkapan elektronik dan bagiannya HS 85, bahan kimia organik HS 29, serta garam belerang batu dan semen atau HS 25. “Penurunan terbesar impor lainnya juga terjadi di Argentina sebesar USD 62,8 juta, diikuti Thailand USD 45,1 juta, Yolandia USD 23 juta, dan Qatar USD 22,9 juta,” tukas Setianto.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link