Intip Mahakarya Headpiece Desainer Rinaldi Yunardi yang Tak Dijual

Intip Mahakarya Headpiece Desainer Rinaldi Yunardi yang Tak Dijual

JawaPos.com – Sosok desainer Rinaldy A Yunardi dikenal dengan semua karyanya yang mendunia. Hasil karyanya dipakai oleh selebriti dunia sekelas Madonna hingga Lady Gaga. Kali ini headpiece masterpiece karya Rinaldy dipamerkan oleh Artopologi dalam pameran karya seni terintegrasi blockchain bertajuk ‘Rekam Masa’ di Museum Nasional Indonesia, Jakarta hingga tanggal 6 November 2022 nanti.

Karyanya hadir bersama para desainer dan seniman Teguh Ostenrik, Galam Zulkifli, Dipo Andy, Mang Moel, FJ Kunting, Didi Budiarjo, Ghea Panggabean, Joshua Irwandi. Karya itu merupakan karya otentik dan tak akan dijual.

“Kalau orang tanya berapa harganya, saya akan jawab tak akan dijual. Memang saya daftarkan lewat blockchain secara digital tetapi kalau ada orang mau beli, tak saya jual,” katanya kepada JawaPos.com, baru-baru ini.

Para desainer sengaja mendaftarkan karya mereka melalui blockchain. Hasil akhirnya, mereka memiliki sertifikasi digital sebagai pengakuan otentik atas karya masterpiece mereka.

Tak hanya mengangkat karya peristiwa seni di ruang pamernya, Rekam Masa juga memperkenalkan kelebihan teknologi blockchain untuk merekam portofolio seorang seniman, jejak sebuah karya dan menyimpan sertifikat keasliannya dalam bentuk digital. Rinaldy menjelaskan dirinya juga selalu berkreasi dan berinovasi untuk menemukan karya-karya otentik yang lebih disesuaikan dengan perkembangan zaman.

“Kami tampil dalam tema Rekam Masa. Adalah sebuah pameran yang mengambil tema perjalanan waktu antara seni yang berpadu dengan teknologi. Makna ‘Rekam Masa’ juga mengacu pada stempel waktu (time stamps) yang menjadi landasan teknologi blockchain, di mana setiap karya seni dalam pameran ini terintegrasi ke dalam jaringan tersebut,” kata Desainer Rinaldy Yunadi.

Menurutnya teknologi dan fashion tak bisa dilepaskan. Desainer harus cepat berinovasi di tengah tantangan yang dinamis.

“Maka kami harus bisa beradaptasi. Dan karya kami tentu harus disertifikasi. Sata sendiri menampilkan karya kebaya logam dan juga headpiece. Dan itu tidak dijual,” ungkap Rinaldy.

Karya seni fisik yang ditampilkan dalam Rekam Masa, di antaranya lukisan, fotografi, patung, instalasi, pertunjukan, serta fashion masterpiece. Juga terdapat sajian karya seni digital dan instalasi art wedding.

Pada kesempatan sama, juga diluncurkan marketplace (lokapasar) Artopologi.com sebagai platform bertemunya para pencipta dan pecinta seni, sekaligus penyedia layanan sertifikasi keaslian digital berbasis blockchain untuk karya seni fisik seperti lukisan, patung, instalasi seni, objek seni, yang bersifat unik atau tidak ada duanya

Founder Artopologi, Intan Wibisono mengatakan, penyelenggaraan pameran ini didorong oleh semangat mendukung konvergensi dunia seni dengan teknologi.

“Berangkat dari keinginan untuk berkontribusi dalam dunia seni, kami ingin menghubungkan ekosistem seni dengan inovasi teknologi, sebagai gerbang baru pembuka jalan bagi seni untuk terus tumbuh dan bergerak maju,” papar Intan.

Ia menjelaskan saat ini teknologi telah bergerak menuju Web3 yang merupakan generasi ketiga dari jaringan internet. Dengan begitu para seniman dan pecinta seni mengadopsi teknologi Web3.

“Setiap karya seni yang ditampilkan akan kami daftarkan di blockchain untuk mendapatkan sertifikat digital yang menjamin keotentikannya. Certificate of Authenticity (COA) ini juga berfungsi mengoptimalkan perlindungan hak penciptanya, sekaligus memberikan rasa aman bagi pecinta seni yang mengoleksi karya tersebut,” tutup Intan.

Editor : Kuswandi

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Credit: Source link

Related Articles