Jack O’ Lantern, Folklore Seram Sejarah Labu Halloween

Jack O’ Lantern, Folklore Seram Sejarah Labu Halloween

JawaPos.com – Perayaan Halloween yang jatuh setiap 31 Oktober selalu lekat dengan hiasan buah labu yang diparut hingga membentuk wajah seram maupun lucu. Di balik kemeriahan dan keseruan perayaan Halloween, ada cerita cukup seram yang melatarbelakangi mengapa labu begitu identik dengan perayaan yang bernama asli All Hallows’ Evening, atau Malam Para Orang Kudus, tersebut.

Dilansir dari berbagai sumber, perayaan Halloween awalnya tidak menggunakan labu, melainkan lobak. Penggunaan lobak ini berangkat dari sebuah folklore atau cerita rakyat tentang sosok bernama Jack O’ Lantern, yang kemudian menjadi sebutan resmi labu Halloween.

 

Stingy Jack

Kisah mengenai Jack O’ Lantern pertama kali dipopulerkan pada abad ke-19, tepatnya tahun 1851 oleh seorang penulis asal Irlandia bernama Herculles Ellis.

Diceritakan bahwa alkisah di Irlandia, hidup seorang pria bernama Stingy Jack yang sangat suka mabuk-mabukan dan merupakan seorang penipu ulung di kota tempat ia tinggal. Tidak ada satu kebaikan pun yang pernah dilakukan Jack dalam hidupnya.

Kejahatan Jack selama hidupnya pun menarik perhatian iblis. Suatu hari, Jack dihampiri oleh iblis yang bermaksud untuk membawa jiwanya ke neraka.

Meski maut sudah berada sejengkal di hadapannya, Jack tidak kehabisan akal. Kepada sang iblis, Jack memohon dibawakan sebuah apel sebagai makanan terakhir sebelum ia pergi ke neraka.

Iblis, yang tidak curiga sama sekali, kemudian mengambil apel di sebuah pohon yang terletak tidak jauh dari sana, tanpa mengetahui bahwa Jack punya rencana licik.

Baru saja iblis menapakkan kakinya di atas pohon untuk memetik apel, Jack buru-buru menempelkan sebuah salib yang ia simpan di sakunya ke pohon tersebut dan membuat iblis terjebak di atas pohon apel.

Hal ini membuat kondisi berbalik. Iblis akhirnya memohon kepada Jack untuk dibebaskan dari pohon tersebut. Jack pun menyetujui permohonan iblis, dengan satu syarat: iblis tidak boleh mengambil jiwanya.

Perjanjian pun dibuat. Iblis bebas dari pohon apel dan Jack tetap hidup. Selama itu pula, iblis tidak pernah menghampiri Jack lagi.

 

Tak Bisa Masuk Surga, Ditolak di Neraka

Beberapa tahun kemudian setelah kejadian di pohon apel, Jack akhirnya menghembuskan napas terakhir akibat kebiasaan minumnya yang sangat buruk.

Karena selalu berbuat jahat dalam hidupnya, roh Jack tentu tidak bisa masuk ke surga.

Di saat yang sama, Jack juga ditolak di neraka karena pernah mengerjai iblis.

Frustrasi, Jack akhirnya memohon kepada iblis untuk membiarkan rohnya masuk ke neraka, namun iblis mengatakan bahwa ia tidak bisa membawa jiwa Jack ke neraka karena perjanjian yang mereka buat di pohon apel.

Hal ini pun akhirnya membuat Jack menjadi arwah penasaran yang terperangkap selama-lamanya di bumi.

Untuk menghibur sekaligus mengolok-olok Jack yang nelangsa, iblis lalu memberikan sebuah lentera kepadanya. Lentera tersebut berbentuk sebongkah bara yang ditempatkan di dalam sebuah lobak yang sudah diparut bagian dalamnya.

Lentera ini kemudian menjadi satu-satunya teman Jack dalam perjalanan barunya mengarungi alam hidup dan mati untuk menemukan tempat peristirahatan terakhirnya.

Iblis pun kemudian memanggil Jack dengan sebutan Jack Si Lentera, alias Jack O’ Lantern.

Berdasarkan kisah di atas, perayaan Halloween memang sempat dirayakan dengan menggunakan lobak. Namun seiring berkembangnya zaman, lobak perlahan-lahan mulai digantikan dengan labu yang relatif lebih mudah didapatkan.

Penggunaan labu sebagai Jack O’ Lantern di perayaan Halloween pun terus berjalan dan dilestarikan hingga detik ini. Memasang Jack O’ Lantern juga diyakini beberapa orang barat bisa mengusir roh jahat dan arwah penasaran yang hendak menghampiri rumah mereka.


Credit: Source link

Related Articles